Ambil Foto Street View di Jalan, Google Pakai Motor Jadul

Apa alasan Google menggunakan motor jadul untuk mengambil Street View di jalanan?

oleh Jeko I. R. diperbarui 21 Feb 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2018, 16:00 WIB
Google
Foto pengambilan gambar Google Street View dengan motor. (Foto: Facebook Jasuma Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Google biasanya mengambil pemandangan jalan secara 360 derajat untuk layanan Street View. Hal ini juga berlaku di indonesia. Raksasa teknologi tersebut selalu menggunakan kendaraan roda empat dengan perangkat khusus bernama trekker.

Namun, belakang justru beredar foto yang menampilkan trekker Google Street View digunakan di sebuah kendaraan roda dua.

Pantauan Tekno Liputan6.com, foto tersebut beredar di Facebook. Foto memperlihatkan trekker dipasang di sebuah motor Honda jadul. Tampak jelas logo Honda terlihat di bagian jok belakangnya.

Foto trekker Google Street View tersebut, diunggah pertama kali oleh seorang pengguna Facebook dengan akun Jasuma Putra. Foto itu ia sebar ke halaman grup Motovlog Community Indonesia.

"Udah ada yang nge-vlog pake ginian gak?," tulis Jasuma sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Facebook pada Rabu (21/2/2018).

Foto tersebut sontak saja mengundang reaksi warganet. Kebanyakan menyayangkan mengapa perusahaan teknologi sekelas Google menggunakan motor jadul.

Mungkin saja, motor digunakan untuk menghindari kemacetan dan agar bisa masuk ke jalan kecil seperti gang.

Tak sedikit juga yang menyambut baik Google menggunakan motor untuk mengambil foto Street View, karena pasti lebih banyak gang yang akan diambil dan dimasukkan ke dalam Street View.

Menanggapi foto itu, pihak Google Indonesia sendiri, hingga kini enggan mengomentari foto yang saat ini ramai beredar di berbagai media sosial.


Tak Cuma dengan Mobil

Google Street View
Googel Street View (Google)

Seperti diketahui, penggunaan sarana selain mobil untuk mengambil gambar Google Street View semacam ini memang bukan pertama kalinya. Pada 2015, Google sempat mengambil foto Candi Borobudur dengan menggunakan ransel.

Adalah Eko Pramono, sosok operator di balik Street View trekker yang telah berkelana ke lebih dari 20 wilayah di Indonesia, seperti Candi Borobudur, Barong, Ijo, Kalasan, Mendut, Pawon, Pramban, Ratu Boko, Sambi Sari, Sari, Sewu, dan masih banyak lagi.


Gunakan Kecerdasan Buatan

Stasiun Angkasa Luar Internasional
Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS). (Google Street View)

Google diketahui sempat melakukan sebuah eksperimen menggunakan kecerdasan buatan atau yang disebut sebagai Artificial Intelligence (AI).

Raksasa teknologi itu menggunakan AI untuk mengambil gambar dari Street View, kemudian mengubahnya menjadi foto. Foto yang dihasilkan setara dengan foto profesional. Bedanya, foto ini tidak menggunakan sentuhan manusia.

Meski begitu, diperlukan tenaga manusia untuk mengatur dan melatih pemrograman. Serangkaian informasi seperti efek cahaya dan kecerahan harus diatur terlebih dahulu.

Ahli perangkat lunak Google Machine Perception, Hui Fang dan timnya menggunakan cara lain untuk melatih AI. Dengan metode yang lebih cepat dan efisien, mereka bisa membuat AI mengidentifikasi elemen fotografi yang superior. Diwartakan The Verge, Rabu (19/7/2017), hal ini tergolong baru dan menjanjikan.

Hui menambahkan, proyek ini menggunakan mesin untuk memindai ribuan gambar Street View di California, Amerika Serikat dan menghasilkan foto pemandangan yang mengesankan.

Setelah memindai, mesin itu akan meniru alur kerja seorang fotografer profesional untuk membuat satu pemandangan semakin indah dilihat. Hal ini menunjukkan bahwa AI bisa dilatih.

AI tidak hanya bisa melakukan pekerjaan biner, seperti pemrograman benar atau salah. Lebih jauh lagi, AI bisa membantu pekerjaan manusia, seperti yang sudah dilakukan Google.

“Satu hari nanti teknik ini bisa membantu kamu mengambil gambar dengan lebih baik di dunia nyata,” tutup Hui.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya