Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Hanafi Rais turut memberikan komentar soal kebocoran data pengguna Facebook di Indonesia. Menurut Hanafi, jika hal tersebut benar, pihaknya tak tanggung-tanggung bakal memanggil perwakilan Facebook Indonesia.
"Komisi I bisa memanggil perwakilan Facebook di Indonesia. Dan tidak tertutup kemungkinan memanggil pula perwakilan perusahaan over the top (OTT) yang lain seperti Google dan Twitter," jelasnya melalui pesan singkat, Kamis (5/4/2018).
"Sesegera mungkin kami panggil," tambah Hanafi.
Advertisement
Lebih lanjut dikatakan politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini, jika terbukti benar Facebook bersalah, maka mereka telah melanggar terms of services-nya sendiri, khususnya terkait dengan privasi, distribusi dan keamanan data para pengguna layanan media sosial ini.
Baca Juga
"Belum lagi kepatuhannya menaati aturan UU maupun peraturan Menteri Kominfo terkait penyelenggaraan layanan sistem elektronik," ucapnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara sendiri, kini tengah menunggu konfirmasi dari pihak Facebook Indonesia terkait pasti jumlah data pengguna Indonesia yang bocor.
Selain itu, ia juga mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian mengantisipasi diperlukannya penegakan hukum secepatnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan keterangan resmi Facebook, Rabu (4/4/2018), mereka mengakui bahwa terdapat 87 juta data yang dimungkinkan disalahgunakan oleh Cambridge Analytica.
Dari 87 juta data yang kebobolan, sebagian besar adalah pengguna Facebook dari Amerika Serikat atau sekitar 81,6 persen data disalahgunakan. Selain Amerika Serikat, ada beberapa negara termasuk Indonesia.
Indonesia masuk urutan ketiga data yang disalahgunakan. Sekitar 1,3 persen dari 87 juta. Di atas Indonesia, ada Filipina yang kemungkinan besar penyalahgunaan data pengguna dari negeri itu sekitar 1,4 persen. Selain ketiga negara itu di antaranya Inggris, Mexico, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia.
Menkominfo Temui Facebook
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, mengungkap akan memanggil perwakilan Facebook di Indonesia untuk menemuinya pada sore hari ini, Kamis (5/4/2018).
Pemanggilan ini terkait data satu juta pengguna Facebook di Indonesia, yang menjadi korban penyalahgunaan oleh Cambridge Analytica.
"Saya telepon perwakilan Facebook dan memanggilnya untuk bertemu saya sore nanti," jelas Rudiantara kepada tim Tekno Liputan6.com, Kamis (5/4/2018).
Dijelaskan Rudiantara, pertemuan tersebut akan digelar setelah Rapat Terbatas (Ratas) Kabinet pada hari ini. Saat berita ini ditulis, Rudiantara baru mendarat dari Surabaya untuk menghadiri rapat tersebut.
"Setelah Ratas Kabinet, kira-kira jam 5 sore. Ini juga saya baru mendarat dari Surabaya," tuturnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Facebook mengungkapkan data negara, yang data penggunanya disalahgunakan oleh Cambridge Analytica. Sebagian besar ada di Amerika Serikat, kemudian diikuti Filipina dan Indonesia, di daftar tiga besar.
Advertisement
Indonesia Juga Jadi Korban Skandal Penyalahgunaan Data Facebook
Facebook sendiri secara resmi membeberkan rincian akun penggunanya yang disalahgunakan oleh Cambridge Analytica.
Dalam keterangan resminya, Facebook mengungkap informasi dari sekira 87 juta pengguna telah digunakan secara tidak layak oleh Cambridge Analytica.
Sebagian besar merupakan data pengguna Facebook di Amerika Serikat (AS) dan Indonesia termasuk tiga besar yang menjadi korban.
Sebanyak 70,6 juta akun yang disalahgunakan berasal dari AS, Filipina berada di posisi ke dua dengan 1,2 juta dan Indonesia dengan 1 jutaan akun. Dari total jumlah akun yang disalahgunakan, 1,3 persen adalah milik pengguna di Indonesia.
Negara-negara lain yang juga menjadi korban adalah Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam dan Australia. Namun, Facebook mengaku tidak tahu rincian data yang diambil dan jumlah pasti akun yang menjadi korban.
Facebook juga akan memberikan pemberitahuan kepada pengguna yang informasinya diduga dibagikan secara tidak layak ke Cambrdige Analytica. "Total, kami yakin informasi dari 87 juta orang di Facebook, sebagian besar di AS, telah dibagikan secara tidak layak dengan Cambridge Analytica," tulis Facebook dalam keterangan resminya, Kamis (5/4/2018).
Reporter: Fauzan Jamaludin
Sumber: Merdeka.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: