Google Maps Go Tembus 10 Juta Unduhan

Versi sederhana Maps untuk OS Android Go, Maps Go, telah diunduh 10 juta kali.

oleh Andina Librianty diperbarui 28 Sep 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2018, 09:30 WIB
Nokia 1
Nokia 1 berbasis Android Go (Dok: HMD Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Versi sederhana Maps untuk OS Android Go, Maps Go, dilaporkan telah diunduh 10 juta kali. Mengingat aplikasi tersebut merupakan bawaan dari platform Android, mengindikasikan kemungkinan lebih dari 10 juta handset Android Go telah terjual.

Dilansir Phone Arena, Jumat (28/9/2018), undahan Maps Go mencapai 10 juta beberapa pekan setelah Google Go mencapai angka yang sama. Google Go merupakan versi sederhana dari layanan pencarian Google, yang diperuntukkan bagi handset Android Go.

Menurut data Statista, rata-rata 329 juta handset Android terjual pada kuartal I dan II tahun ini, sehingga pangsa pasar Android Go diperkirakan sebesar 1,5 persen. Handset Android Go pertama kali diumumkan pada tahun ini.

Google berharap adopsi Android Go tumbuh seiring semakin bertambahnya kebutuhan ponsel Android berharga murah di negara-negara berkembang. Selain itu, orang-orang yang pindah dari feature phone ke handset Android Go, juga akan semakin mengenal ekosistem Android.

Google berharap konsumen yang sudah mengenal Android melalui versi "Go" bisa beralih ke perangkat dengan spesifikasi lebih tinggi. Android Go merupakan versi sederhana Android, yang didesain untuk ponsel entry-level dengan RAM 1GB, atau 512B.

Ekosistem Android Go dilengkapi dengan deretan aplikasi Google yang dibuat khusus untuk platform tersebut, termasuk Google (layanan pencarian), Gmail, Maps, dan Google Assistant.

Bos Google: Jangan Sampai Politik Menghalangi Pekerjaan

Google
Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Terlepas dari Android Go, CEO Google, Sundar Pichai, beberapa waktu lalu memperingatkan seluruh karyawannya agar politik jangan sampai menghalangi pekerjaan. Jika sampai terjadi, maka akan ada konsekuensi yang harus dihadapi.

Pichai menegaskan Google tidak akan membiaskan produknya demi agenda politik apa pun. Hal tersebut disampaikan Pichai melalui sebuah memo internal kepada para karyawan.

"Kepercayaan para pengguna kami adalah aset terbaik dan kami harus selalu melindunginya. Jika ada Googler (sebutan untuk karyawan Google) yang merusak kepercayaan itu, kami akan meminta pertanggungjawaban mereka," tulis Pichai.

Google

CEO Google Sundar Pichai
CEO Google Sundar Pichai. Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza

Memo Pichai ini muncul saat perusahaan menjadi sasaran "bidikan" Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan para pendukungnya, di tengah tuduhan bias politik.

Trump pada Agustus 2018 mengatakan, Google mengambil keuntungan dari banyak orang dan menuduh perusahaan mencurangi hasil pencarian terhadapnya.

Sebelumnya, Wall Street Journal mengungkapkan bahwa pada awal 2017, beberapa karyawan Google di internal mendiskusikan cara untuk memanipulasi hasil pencarian sebagai protes terhadap larangan perjalanan Trump.

Lebih lanjut, terlepas dari memo Pichai, tekanan terhadap Google terus bertambah. Pasalnya, Gedung Putih dilaporkan sedang mempertimbangkan investigasi antitrust terkait "bias platform online" di Google dan Facebook. Pihak Google belum berkomentar terkait rencana tersebut.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya