Liputan6.com, Ubud - Pertemuan menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kawasan ASEAN, Telecommunications and Information Technology Ministers Meeting (TELMIN), mencapai sejumlah kesepakatan terkait ekosistem digital.
Baca Juga
Advertisement
Ada sejumlah hal yang disepakati dalam pertemuan ini, tetapi keamanan siber disebut menjadi prioritas utama mengingat kebutuhan yang sangat mendesak.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menjelaskan bahwa 10 negara ASEAN sepakat untuk segera membuat sebuah protokol yang bertujuan meminimalisir insiden serangan siber.
Urgensinya pun membuat keamanan siber menjadi prioritas utama dalam kesepakatan pertemuan tahunan ini.
"Serangan sudah ada, jadi tidak boleh menunggu nanti. Nomor satu adalah keamanan siber harus secepat mungkin, itu menjadi prioritas utaman," jelas Rudiantara.
Selain keamanan siber, beberapa hal lain yang disepakati adalah soal ekonomi digital, serta manpower dan society.
Â
Peningkatan Investasi di Kawasan ASEAN
Terkait ekonomi digital, pertemuan ini menyoroti peluang besar peningkatan investasi di kawasan ASEAN.
Rudiantara pun menilai adanya regulasi perlindungan data pribadi akan mendongkrak investasi di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia. Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi Indonesia sendiri sudah masuk dalam Prolegnas 2019.
"Jadi perlindungan data pribadi, aliran data, dan national single windows untuk perdagangan di ASEAN, tapi dalam konteks perlindungan data pribadi," ujar pria yang karib disapa Chief RA ini.
Advertisement
Sikap Negara ASEAN Terhadap Penyedia OTT
Prioritas lain yang ditetapkan adalah tentang sikap negara-negara ASEAN terhadap penyedia layanan Over-The-Top (OTT), termasuk media sosial dan aplikasi pesan singkat.
Rudiantara mengajak seluruh anggota ASEAN untuk tidak hanya menjadi pasar bagi layanan OTT.
"Indonesia kan memiliki pendekatan berbeda, contohnya Google yang sudah membayar pajak di Indonesia, tapi di negara lain belum. Nah, bagaimana kita merespons ini. Kalau tidak mengambil langkah, artinya kita membiarkan diri kita sebagai pasar dan itu tidak boleh," paparnya.
Lebih lanjut, Rudiantara mengemukakan pentingnya TELMIN digelar mengingat dinamika digital yang berubah cepat, serta memperhitungkan pengaruhnya terhadap ekonomi digital.
"Kita punya ASEAN ICT Masterplan 2020 yang dibuat sejak 2014, tapi karena sangat dinamis maka kami harus meninjaunya kembali. Ada beberapa isu yang perlu diperdalam, terutama mengenai keamanan siber dan semua negara ASEAN setuju bahwa hal ini merupakan tantangan yang solusinya harus disegerakan," pungkas Rudiantara.
Gelar TELMIN ke-18, Menkominfo Ajak Menteri TIK ASEAN Tanam Pohon di Ubud
Rudiantara sebelumnya mengajak para menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kawasan ASEAN untuk menanam pohon di Ubud, Bali.
Penanaman pohon ini mengawali Telecommunications and Information Technology Ministers Meeting (TELMIN) ke-18, yang digelar di tempat sama pada 5-6 Desember 2018.
Penanaman pohon ini merupakan bentuk kepedulian para pelaku digital terhadap lingkungan. Rudiantara selaku ketua penyelenggara TELMIN pada tahun ini memilih menanam pohon Juet.
Pohon lain yang ditanam termasuk Dewadaru, Buni, Kayu Manis, dan Kepundung.
"Ini merupakan bagian dari ekosistem, dan walaupun kami semua di bidang teknologi, tapi kami juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Jadi yang kami tanam ini adalah tanaman-tanaman langka di Indonesia," kata Rudiantara saat ditemui dalam acara TELMIN ke-18 di Ubud, Bali (12/5/2018).
Penanaman pohon tidak hanya dilakukan oleh 10 menteri di kawasan ASEAN, tapi juga Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU), Houlin Zhao.
Â
Advertisement
Rapat Lebih Casual
Rudiantara pun sempat berseloroh tentang penanaman pohon merupakan hal yang penting, dan lebih mudah dilakukan ketimbang membangun jaringan fiber optik.
"Ini (menanam pohon) lebih mudah daripada membantun fiber optik," katanya.
Adapun TELMIN ke-18 di gelar di Mandapa, Ritz Carlton, Ubud, Bali. Pemilihan lokasi disebut karena Kemkominfo ingin membuat suasana rapat yang lebih santai, tapi tetap fokus kepada berbagai isu yang dibahas.
"Rapatnya lebih casual, karena yang penting adalah fokus ke substansinya (ekosistem digital di ASEAN)," tukas Rudiantara.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Â