Kamu Perlu Tahu, Ini 4 Startup Unicorn yang Ada di Indonesia

Di Indonesia sendiri, ada empat startup yang sudah menyandang gelar unicorn. Apa saja? Berikut daftarnya.

oleh Jeko I. R. diperbarui 18 Feb 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2019, 11:30 WIB
Ilustrasi pendanaan
Ilustrasi pendanaan startup. Dok: Gobi Partners

Liputan6.com, Jakarta - Debat capres putaran kedua yang berlangsung pada Minggu malam (17/2/2019), menjadi sorotan masyarakat Indonesia.

Terlebih, pada saat sesi bertanya Jokowi kepada Prabowo soal strategi peningkatan startup unicorn di Indonesia saat menjadi Presiden terpilih.

Saat Jokowi menanyakan hal tersebut, Prabowo sepertinya tidak terlalu memahami apa yang dimaksud dengan unicorn.

"Unicorn, apa yang dimaksud unicorn?," tanya balik Prabowo. "Apa itu unicorn, yang online-online itu?"

Sontak saja, warganet merasa terkejut saat calon presiden nomor 2 itu tidak mengetahui apa itu unicorn. 

Untuk diketahui, unicorn adalah istilah yang berhubungan dalam industri startup atau perusahaan rintisan.

Unicorn dikaitkan dengan startup yang valuasinya sudah menyentuh angka US$ 1 miliar hingga US$ 10 miliar.  

Di Indonesia sendiri, ada empat startup yang sudah menyandang gelar unicorn. Apa saja? Berikut daftarnya.

1. Tokopedia

William Tanuwijaya
William Tanuwijaya adalah pendiri Tokopedia

Tokopedia merupakan salah satu startup unicorn yang ada di Indonesia.

Pada 2017, CEO Tokopedia William Tanuwijaya, kini mengantongi modal baru dari raksasa e-Commerce Asia, Alibaba.

Tak tanggung-tanggung, investasi berjumlah sangat besar, yakni US$ 1,1 miliar, atau sekitar Rp 14,7 triliun.

Ia menegaskan, investasi Alibaba bersifat investasi murni dan tidak mengakuisisi Tokopedia. Dengan begitu, Alibaba pun akan menjadi pemegang saham minoritas bagi Tokopedia.

2. Bukalapak

Bukalapak
Pusat riset dan pengembangan Bukalapak di Bandung (liputan6.com/Agustinus M.Damar)

Berikutnya adalah Bukalapak. Setelah menyandang status unicorn, Bukalapak tidak lantas berpuas diri.

Diakui pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky, unicorn merupakan salah satu pencapaian besar selama delapan tahun Bukalapak beroperasi.

"Unicorn memang pencapaian besar, tapi mimpi kami lebih besar dari itu. Kami punya misi jangka panjang, yaitu memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat dan bangsa ini. Sejak pertama berdiri, misi kami bukan hanya untuk menjadi perusahaan biasa, tapi benar-benar memberikan dampak yang besar dan baik," jelasnya.

3. Gojek

Unjuk rasa ratusan driver Gojek di kantor PT Gojek Indonesia, Kemang, Jakarta Selatan, mulai memanas.
Unjuk rasa ratusan driver Gojek di kantor PT Gojek Indonesia, Kemang, Jakarta Selatan, mulai memanas. (Liputan6.com/Richo Pramono)

Gojek telah mendapatkan pendanaan sebanyak empat putaran pada periode 2015-2017. Namun demikian, tiga di antaranya bersifat tertutup (disclosed).

Pada Juni 2015, Gojek mendapatkan pendanaan perdana dari NSI Ventures. Tidak diketahui berapa jumlah suntikan dana yang didapat.

Kemudian pada Oktober 2015, ia kembali mendapatkan pendanaan dari Sequoia Capital dan DST Global yang juga tidak diketahui jumlahnya.

Adapun putaran pendanaan berikut berlangsung pada pertengahan 2016. Beberapa nama besar dalam firma pendanaan dikabarkan tertarik untuk berinvestasi di Gojek. KKR & Co. dan Warburg Pincus LLC adalah perusahaan yang dikabarkan berpartisipasi pada putaran pendanaan ini.

Lewat pendanaan tersebut, Gojek diperkirakan dapat menerima tambahan dana sekitar US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun, sekaligus meningkatkan nilai valuasi perusahaan tersebut menjadi US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 15,6 triliun. Jumlah itu sudah termasuk bentuk dana segar.

Dari sinilah Gojek menjadi startup pertama di Indonesia yang mengantongi predikat unicorn.

4. Traveloka

Rental Mobil Kian Mudah dengan Cara Ini
Traveloka baru saja meluncurkan layanan terbarunya yang mempermudah Anda untuk melakukan reservasi penyewaan mobil.

Traveloka juga menyandang gelar unicorn. Kabar terbaru menyebut, Traveloka dilaporkan sudah membeli Pegipegi (Indonesia), MyTour (Vietnam), dan Travelbook (Filipina).

Dikutip dari Tech in Asia, Senin (17/12/2018), nilai akuisisi ini mencapai US$ 66,8 juta (sekitar Rp 973 miliar) pada awal 2018. Akusisi ini disebut-sebut sekaligus memperkuat posisi Traveloka di wilayah Asia Tenggara.

Akan tetapi, akusisi tersebut tidak dilakukan secara langsung. Proses akuisisi ini dilaporkan melibatkan Jet Tech Innovation Ventures yang berlokasi di Singapura. 

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya