Liputan6.com, Jakarta - Para pemimpin bisnis di Indonesia memandang kemajuan dan kemampuan transformasi digital dalam organisasi mereka menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Namun, optimisme tersebut masih menyisakan tantangan terkait kualitas sumber daya manusia (SDM) pendukung teknologi transformasi digital.
Baca Juga
Kondisi tersebut terungkap dalam penelitian bertajuk “Disruptive Decision Making” yang diprakarsai oleh Telstra, anak perusahaan induk dari Telkomtelstra.
Advertisement
Penelitian ini mensurvei 3.810 pengambil keputusan senior dari 12 industri di 14 pasar di seluruh dunia, termasuk 350 di antaranya dari Indonesia, mengenai kekuatan dan kelemahan di sekitar inisiatif dan pengambilan keputusan transformasi digital.
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan tingkat kepercayaan tinggi dari pemimpin bisnis di Indonesia percaya dalam kemajuan transformasi digital yang telah dicapai, dengan responden survei menempatkan Indonesia di urutan ketiga secara global.
Lebih dari seperempat (26 persen) dari pemimpin bisnis di Indonesia menggambarkan perusahaan mereka 'sangat matang' secara digital, dibandingkan dengan rata-rata 21 persen secara global.
Sekitar 27 persen pemimpin bisnis di Indonesia juga mengemukakan organisasi mereka telah membuat keputusan transformasi digital 'sangat baik', di atas rata-rata global (23 persen).
President Director Telkomtelstra Erik Meijer mengatakan ada peluang dan tantangan dalam optimisme menyikapi transformasi digital di Indonesia. Ketika pesatnya perkembangan digital berakselerasi pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, cara perusahaan Indonesia bertindak menjadi sangat penting bagi masa depan mereka.
“Transformasi digital merupakan suatu keharusan. Karena itu, diskusi telah bergeser dari 'mengapa' digitalisasi itu penting, ke 'bagaimana' itu bisa dilaksanakan dengan sukses," kata Erik di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Menurut Erik, tingginya optimisme para pemimpin bisnis di Indonesia ini akan membantu mendorong investasi dan keterlibatan perusahaan untuk program-program penting transformasi digital. Namun, kepercayaan ini harus diimbangi dengan realitas ekosistem digital Indonesia.
“Sebagai contoh, Telstra dan The Economist Intelligence Unit (EIU) dalam Indeks Transformasi Digital Asia tahun lalu menempatkan Indonesia di peringkat 11 dari 11 pasar untuk kemampuan dan ekosistem bisnis digital. Untuk memastikan daya saing regional dan domestik, perusahaan di Indonesia harus mewaspadai ekspektasi kemajuan yang melampaui kenyataan dan mengabaikan kompleksitas proyek transformasi,” paparnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Investasi Produk Transformasi Digital
Tingginya optimisme dan harapan para pemimpin bisnis di Indonesia tercermin dalam penelitian Telstra. Lebih dari sepertiga (33 persen) perusahaan lokal di Indonesia telah menginvestasikan lebih dari USD 500.000 dalam produk dan layanan transformasi digital selama setahun terakhir.
Sementara hampir satu dari 10 (8 persen) perusahaan Indonesia menghabiskan investasi lebih dari USD 5 juta.
Optimisme para pemimpin bisnis di Indonesia juga tercermin dari ekspektasi peningkatan investasi transformasi digital ke depan. Penelitian Telstra menemukan bahwa empat dari sepuluh (40 persen) perusahaan di Indonesia mengharapkan total pengeluaran perusahaan untuk transformasi digital meningkat lebih dari 10% dalam tiga tahun ke depan, di atas level global (32 persen).
Walaupun demikian berdasarkan penelitian tersebut, para pemimpin bisnis di Indonesia belum mendapatkan hasil atau kesuksesan yang ingin dicapai dari investasi transformasi digital yang telah dilakukan.
Tidak bisa dipungkiri adanya kesulitan dalam mengukur dampak transformasi digital terhadap pengembalian finansial dari investasi.
Bahkan, dalam pemeringkatan efektivitas hasil transformasi digital, responden penelitian menyatakan bahwa peningkatan margin laba dan pemangkasan biaya bisnis hanya berada di peringkat kedua dan ketiga terbawah.
Untuk memahami bagaimana mengukur kesuksesan dari investasi transformasi digital yang telah dilakukan, penelitian ini meminta responden untuk menilai kemampuan pengambilan keputusan digital mereka di empat faktor yakni orang, proses, pemahaman teknologi, dan kemitraan.
Advertisement
Empat Faktor
Terkait empat faktor sukses itu, pemimpin bisnis di Indonesia menempatkan 'pemahaman teknologi' sebagai area di mana mereka memiliki kemampuan paling besar dalam transformasi digital.
Akan tetapi penelitian ini menunjukkan organisasi global paling sukses mengambil pendekatan yang berbeda.
Perusahaan-perusahaan paling maju secara digital di seluruh dunia menunjukkan fokus yang lebih besar pada orang dan proses daripada teknologi sebagai kunci utama.
"Transformasi digital dimungkinkan oleh teknologi, tetapi harus dipimpin oleh SDM andal. Namun laporan penelitian kami menunjukkan bahwa karyawan di Indonesia tidak diberi perhatian yang cukup,” kata Erik.
Padahal, penelitian Telstra bertajuk “Connecting Commerce ” yang dilakukan dengan The Economist Intelligence Unit dan dirilis tahun lalu mengungkapkan bahwa kekurangan 'orang dan keterampilan' adalah tantangan digital terberat khususnya di Jakarta.
Temuan tersebut diperkuat dengan laporan Disruptive Decision Making tahun ini yang mengungkap, organisasi yang sukses menyadari bahwa karyawan mereka yang mendorong kesuksesan dalam program transformasi digital.
“Transformasi digital tidak hanya bergantung pada teknologi yang tepat, dimana dibutuhkan adanya dukungan budaya yang tepat, orang yang tepat, dan proses yang tepat. Transformasi digital yang sukses harus merupakan perjalanan keseluruhan perusahaan yang melibatkan karyawan, meningkatkan keterampilan internal, mengadaptasi struktur dan cara kerja terbaik, serta menciptakan tim yang dapat memaksimalkan teknologi baru," pungkas Erik.
(Jek)