Liputan6.com, Jakarta - Asteroid atau batuan angkasa yang melintas dekat orbit Bumi kini jadi salah satu benda antariksa paling berbahaya.
Kini lembaga antariksa di seluruh dunia ikut mengawasi asteroid yang bakal melintas di dekat Bumi.
Salah satunya adalah lembaga antariksa Eropa (ESA) yang tengah memberi perhatian khusus pada asteroid 2019 SU3.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman Fox News, Sabtu (12/10/2019), asteroid ini diprediksi akan bertabrakan dengan Bumi, 20 tahun dari sekarang.
Asteroid 2019 SU3 baru-baru ini ditambahkan ke Daftar Risiko ESA karena potensi untuk bertabrakan dengan Bumi pada 16 September 2084.
"The Risk List merupakan sebuah katalog seluruh objek yang berpotensi mengalami tabrakan dengan Bumi," kata ESA dalam website-nya.
Ditambahkan, tiap entry berisi rincian Bumi yang memiliki risiko dampak tertinggi, termasuk tanggal, ukuran, kecepatan, dan probabilitasnya.
Jarak Asteroid dengan Bumi
ESA menyebut, objek yang telah diteliti digolongkan dalam empat kategori yakni mendesak, perlu, berguna, dan prioritas rendah.
ESA dalam laporannya juga mengatakan, kemungkinan, jarak asteroid 2019 SU3 dengan Bumi sejauh 0,00079 astronomical units (au) atau sekitar 73.000 mil, pada 2084 mendatang.
Sementara itu, menurut lembaga antariksa Amerika Serikat NASA, asteroid yang dikategorikan berbahaya bagi Bumi adalah yang berjarak 0,05 au dengan Bumi.
Advertisement
Berdasarkan Data NASA
Untuk asteroid yang dianggap membahayakan berdiameter 460 kaki. Asteroid yang membahayakan bagi Bumi itu disebut sebagai NEO (Near Earth Object).
NEO dilacak oleh pusat studi NASA yang mempelajari objek yang dekat Bumi (CNEOS). NASA juga melacak asteroid 2019 SU3, namun datanya hanya keluar hingga 2077, berbeda 7 tahun dengan data milik ESA.
Mengutip laporan Planetary.org, ada lebih dari 18.000 asteroid yang digolongkan sebagai NEO.
(Tin/Ysl)