Antibodi Virus Corona Telah Ditemukan

Sejumlah peneliti mengumumkan telah menemukan antibodi monoklonal manusia untuk mencegah virus corona (Covid-19).

oleh Iskandar diperbarui 08 Mei 2020, 00:10 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2020, 20:10 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di Universitas Utrecht, Pusat Medis Erasmus dan Harbour BioMed (HBM) mengumumkan telah menemukan antibodi monoklonal manusia untuk mencegah virus corona (Covid-19).

Penemuan yang diterbitkan Nature Communications ini adalah langkah awal menuju pengembangan antibodi manusia sepenuhnya untuk mengobati atau mencegah penyakit Covid-19 yang disebabkan novel coronavirus SARS-CoV-2 (virus corona).

"Penelitian ini dibangun berdasarkan kerja yang dilakukan kelompok kami di masa lalu pada antibodi yang menargetkan SARS-CoV yang muncul pada 2002/2003," kata Berend-Jan Bosch, Associate Professor, pemimpin penelitian di Universitas Utrecht, dan penulis utama dari studi Komunikasi Alam.

Menggunakan kumpulan antibodi SARS-CoV, mereka mengidentifikasi antibodi yang juga menetralkan infeksi SARS-CoV-2 dalam sel yang dikultur.

"Antibodi penetralisasi seperti itu berpotensi mengubah arah infeksi pada inang yang terinfeksi, mendukung pembersihan virus, atau melindungi individu yang tidak terinfeksi atau terpapar virus corona," ujar Bosch sebagaimana dilansir Scitech Daily, Kamis (7/5/2020).

 

Menetralkan Virus

Covid-19 Jadi Nama Penganti Virus Corona
Covid-19, Nama Baru Corona: Petugas laboratorium menguji sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning, China, Rabu (12/2/2020). WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru. (STR/AFP)

Bosch mencatat bahwa antibodi terikat dengan domain yang dikonservasi dalam SARS-CoV dan SARS-CoV-2, menjelaskan kemampuannya untuk menetralkan kedua virus.

"Fitur antibodi yang menetralkan kedua virus itu sangat menarik dan menunjukkan kemungkinan memiliki potensi dalam mitigasi penyakit yang disebabkan oleh coronavirus terkait yang muncul di masa depan,” paparnya.

Antibodi monoklonal telah berhasil menetralkan SARS-CoV-2 dalam percobaan pada tikus. Antibodi yang disebut 47D11 ini mampu menghancurkan SARS-CoV dan SARS-CoV-2.

 

Pengobatan Covid-19 yang Potensial

Mengintip Penanganan Pasien Kritis Virus Corona
Dokter memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). China melaporkan 254 kematian baru dan lonjakan kasus virus corona sebanyak 15.152. (Chinatopix Via AP)

Sementara Profesor Frank Grosveld dari Erasmus Medical Centre di Rotterdam mengatakan penemuan ini memberikan dasar yang kuat untuk penelitian tambahan guna mengkarakterisasi antibodi dan memulai pengembangan sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial.

Antibodi terapi konvensional pertama kali dikembangkan pada spesies lain dan kemudian harus menjalani langkah tambahan untuk 'memanusiakan' mereka.

Antibodi itu dihasilkan dengan menggunakan teknologi yang dikembangkan Harbour BioMed di Massachusetts.

(Isk/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya