Dosen UBSI Rancang Teknologi Pengganti Absensi Fingerprint untuk Cegah Covid-19

Salah satu klaster Covid-19 yang cukup menjadi perhatian adalah perkantoran, yang diduga kuat muncul dari mesin absensi fingerprint.

oleh Iskandar diperbarui 29 Jan 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 08:30 WIB
Teknologi Pengganti Absensi Fingerprint. Dok: UBSI
Teknologi Pengganti Absensi Fingerprint. Dok: UBSI

Liputan6.com, Jakarta Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia hingga saat ini belum dapat dibendung. Beberapa klaster baru terus bermunculan, sehingga kasus positif menembus lebih dari satu juta kasus.

Salah satu klaster yang cukup menjadi perhatian adalah perkantoran, yang diduga kuat muncul dari mesin absensi fingerprint yang digunakan karyawan secara massal untuk mencatatkan kehadiran.

Guna membendung penyebaran Covid-19, dosen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menciptakan teknologi baru pengganti absensi fingerprint. Mereka adalah Agung Sasongko, Muhammad Sony Maulana, dan Latifah.

Ketiga dosen tersebut membuat aplikasi mobile dengan filter jaringan intranet dan IMEI sebagai pengganti absensi fingerprint bagi karyawan.

Agung selaku ketua tim penelitian mengklaim aplikasi presensi ini sangat efektif dan efisien untuk mencegah klaster penyebaran Covid-19 melalui absensi fingerprint.

"Para karyawan tidak perlu lagi melakukan absensi secara manual atau pun fingerprint. Absensi dapat dilakukan melalui smartphone masing-masing yang telah terkoneksi dengan jaringan intranet di perusahaan tempatnya bekerja," kata Agung melalui keterangannya, Jumat (29/1/2021).

Untuk menggunakan absensi ini, ia menjelaskan, karyawan harus mendaftarkan nomor seri IMEI atau mac address smartphone yang digunakan pada website sistem informasi perusahaan.

"Setelah itu, server akan melakukan validasi berupa kesesuaian token, Nomor Induk Karyawan (NIK), dan IMEI di database," ucap Agung menambahkan.

 


Cegah Manipulasi

Bila data yang diinput sesuai, maka akan ditampilkan informasi jadwal presensi karyawan yang berisi jam masuk, jam tengah, jam pulang, dan lokasi.

Untuk menghindari manipulasi yang dilakukan oleh karyawan, Agung memaparkan, absensi akan meminta lokasi IP smartphone, sehingga divisi SDM akan mengetahui di mana karyawan berada.

"Absensi juga hanya bisa dilakukan di perusahaan tempat bekerja, sehingga karyawan tidak bisa melakukan absensi secara manual menggunakan jaringan data pribadi," imbuhnya.

 


Cocok untuk Perusahaan dengan Banyak Cabang

Agung mengatakan bahwa teknologi ini sangat membantu perusahaan yang memiliki banyak cabang di lokasi berbeda, namun terkoneksi satu server di pusat untuk melakukan absensi.

"Dengan menggunakan smartphone sebagai presensi, akan semakin memudahkan karyawan untuk mengetahui jumlah keterlambatan maupun ketidakhadiran suatu periode kerja," katanya.

Selain itu, ia memungkaskan, teknologi presensi ini lebih efektif untuk mencegah klaster penyebaran virus Covid-19 di lingkungan kantor.

(Isk/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya