WhatsApp Berseliweran di Status Pengguna Terkait Kebijakan Privasi Baru, Apa Isinya?

WhatsApp menjelaskan kebijakan privasi baru dengan cara sederhana kepada penggunanya, yaitu lewat fitur Status.

oleh Iskandar diperbarui 29 Jan 2021, 09:05 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 07:24 WIB
[Fimela] ilustrasi whatsapp
ilustrasi whatsapp | pexels.com/@anton-8100

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp menunda pemberlakuan kebijakan privasi baru hingga 15 Mei 2021. Hal ini dilakukan lantaran banyak pengguna yang bingung dengan update kebijakan privasi tersebut.

Perusahaan pun berjanji akan mengkomunikasikan tentang kebijakan privasi baru kepada pengguna dengan lebih baik lagi.

Baru-baru ini WhatsApp menjelaskan kebijakan privasi baru dengan cara sederhana kepada penggunanya, yaitu lewat fitur Status.

Saat membuka Status di aplikasi, Jumat (29/1/2021), kami melihat ikon WhatsApp yang mengirimkan informasi sebanyak empat slides yang berisi tentang kebijakan privasi baru.

"WhatsApp sekarang ada di Status! Kami akan membuat kalian tahu tentang fitur baru dan update di sini," tulis WhatsApp di slide pertamanya.

Kebijakan privasi baru WhatsApp. Liputan6.com/Iskandar

Slide kedua tertulis, "Satu hal yang tidak baru adalah komitmen kami terhadap privasi Anda." Lalu disusul slide ketiga "WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena dienkripsi secara end-to-end."

Dan di slide keempat, WhatsApp meminta pengguna untuk "Menantikan informasi terbaru selanjutnya."

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

WhatsApp Kehilangan Jutaan Pengguna Pascapengumuman Kebijakan Privasi

Ilustrasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Perusahaan analitik aplikasi mobile App Annie melaporkan bahwa WhatsApp kehilangan jutaan penggguna di Inggris. Pada 12 Januari, WhatsApp terjun bebas dari posisi sebagai aplikasi paling banyak diunduh.

Sebaliknya, Signal yang sebelumnya tidak termasuk ke dalam daftar 1.000 aplikasi teratas di Inggris, per 9 Januari menjadi aplikasi paling banyak diunduh di negara tersebut.

Mengutip The Guardian, Selasa (26/1/2021), pembaruan kebijakan berbagi data dengan Facebook telah mendorong pengguna WhatsApp untuk mengadopsi aplikasi olah pesan alternatif seperti Signal dan Telegram.

Tak mau kehilangan lebih banyak pengguna, perusahaan pun akhirnya menunda penerapan kebijakan itu hingga 15 Mei 2021, yang semula dijadwalkan pada Februari 2021.

Director of Market Insights di App Annie, Amir Ghodrati, menyebut peralihan pengguna aplikasi olah pesan dan jejaring sosial sebetulnya bukan hal aneh.

"Karena sifat dasar aplikasi ini dan bagaimana fungsi utamanya melibatkan komunikasi dengan orang lain, perkembangannya sering kali bergerak cukup cepat. Ada peningkatan permintaan selama beberapa tahun terakhir akan pesan terenkripsi dan aplikasi yang berfokus pada privasi," tutur Ghodrati.

 

Fitur privasi banyak dicari

[Fimela] WhatsApp
Ilustrasi Media Sosial dan Aplikasi Chat | unsplash.com/@christianw

Bahkan tren peralihan ke aplikasi olah pesan yang lebih berfokus pada privasi, kata dia, sebenarnya telah terbentuk sebelum WhatsApp mengumumkan kebijakan berbagi data dengan Facebook.

"Aplikasi perpesanan yang menyediakan fitur privasi mengalami pertumbuhan terbesar pada [paruh pertama] tahun 2020. [...]," ujar Ghodrati.

Aplikasi olah pesan semisal Signal, Telegram, Wickr, dan WhatsApp menawarkan fitur privasi mulai dari transfer data terenkripsi yang bersifat end-to-end hingga pesan yang dapat terhapus sendiri.

 

WhatsApp unggul dalam beberapa aspek

Ilustrasi WhatsApp, Aplikasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp, Aplikasi WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Namun, WhatsApp dalam beberapa aspek sebetulnya lebih fokus kepada privasi daripada Telegram sebagai kompetitornya. WhatsApp pertama menerapkan enkripsi end-to-end secara default untuk setiap chat, kecuali antara pengguna dan akun bisnis.

Sementara Telegram hanya mengaktifkan enkripsi end-to-end untuk "secret chat" dan opsi ini harus dipilih terlebih dahulu oleh pengguna setiap kontak yang hendak mereka hubungi.

(Isk/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya