Menkominfo Tinjau Posko Bencana di NTT, 40 BTS BAKTI Masih Down

Menkominfo Johnny G. Plate mengunjungi lokasi bencana dan memantau jaringan telekomunikasi yang terdampak bencana di NTT.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Apr 2021, 11:56 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 11:56 WIB
Johnny G Plate
Menkominfo Johnny G Plate (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menkominfo Johnny G. Plate mengunjungi daerah terdampak bencana Kabupaten Flores Timur dan Lembaga, NTT. Johnny memantau jaringan dan infrastruktur telekomunikasi internet di daerah yang sempat diterjang banjir bandang dan tanah longsor, Senin 12 April 2021.

Meski sempat terkena bencana, Johnny menegaskan, pembangunan infrastruktur teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) akan tetap berlanjut.

"Kedatangan saya juga untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur TIK tetap dapat berlangsung, termasuk di NTT. Kejadian ini tidak menghentikan upaya kita, bahkan mendorong untuk lebih fokus membangun," tutur Johnny, seperti dikutip dari keterangan Kemkominfo.

Johnny memastikan, pemerintah terus membangun infrastruktur TIK guna mendorong transformasi digital.

"Pada 2021, akan kita bangun 421 BTS 4G di NTT dalam rangka mendorong transformasi digital," katanya.

Kemkominfo sendiri hingga tahun 2021 ini menyediakan 1.333 akses internet di NTT, di mana 130 di antaranya masih down karena masalah catu daya pasca bencana.

Untuk langkah penanganan, BAKTI Kemkominfo merelokasi beberapa akses internet ke daerah-daerah terdampak untuk memprioritaskan koordinasi tanggap bencana.

 

Penanganan Bencana dengan Internet VSAT dan Telepon Satelit

FOTO: Kondisi NTT Usai Diterjang Banjir Bandang
Warga menyaksikan ekskavator membersihkan puing pada daerah yang terkena banjir bandang di Waiwerang, Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4/2021). Tim penyelamat terus menggali puing tanah longsor untuk mencari korban yang terkubur usai bencana banjir bandang. (AP Photo/Rofinus Monteiro)

Dalam menangani dampak bencana terhadap akses telekomunikasi, BAKTI mengirimkan tim untuk merelokasi akses internet perangkat satelit (VSAT) di lokasi pengungsian di Lembata dan Flores Timur.

VSAT menyediakan akses internet untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi masyarakat terdampak banjir, relawan, aparat, dan pemerintah daerah.

"Selain mengucapkan bela sungkawa, saya juga ingin memastikan bahwa infrastruktur telekomunikasi di NTT dapat pulih dan berfungsi kembali," ujar Johnny.

Sekadar informasi, di NTT terdapat 2.794 BTS aktif. Dari jumlah tersebut 40 BTS terdampak dan belum berfungsi dengan baik, sementara 444 di antaranya milik operator seluler.

Selain internet dari VSAT, BAKTI menyediakan 10 unit ponsel satelit atau satphone. Satphone digunakan untuk mengantisipasi sulitnya akses telekomunikasi di daerah bencana.

"Kemkominfo melalui BAKTI mendistribusikan 40 buah telepon satelit untuk daerah-daerah bencana di NTT. Dengan telepon satelit, pemerintah daerah diharapkan bisa melakukan komunikasi dan koordinasi meski jaringan telekomunikasi terestrial belum pulih," kata Johnny.

 

6 BTS Hanyut

Kondisi Lembata NTT usai Terjangan Banjir Bandang
Warga membawa seorang pria yang terluka saat banjir di Ile Ape, di Pulau Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/5/2021). Bencana banjir bandang telah menewaskan lebih dari 70 orang dan puluhan hilang serta membuat ribuan orang mengungsi. (AP Photo/Ricko Wawo)

Terkait BTS milik BAKTI, Johnny mengatakan sebagian besar sudah pulih setelah ada pasokan listrik dari genset.

"BTS milik BAKTI yang masih down ada 6 dari 156 BTS. Sebagian besar penyebab matinya BTS adalah karena kelistrikan. Kami sudah mencoba menggunakan genset, namun itu pun sangat bergantung pada pasokan bahan bakar," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah dan operator seluler telah mengupayakan perbaikan sesegera mungkin dengan berkolaborasi dengan pihak terkait pasokan catu daya.

"Untuk menara yang roboh dan hanyut jumlahnya 6, tentu saja butuh pembangunan kembali. Nanti kita sesuaikan pembangunan kembali sesuai rencana relokasi penduduk terdampak. Sepertinya relokasi yang disiapkan juga tidak terlalu jauh jaraknya dari lokasi sebelumnya," ucapnya.

BAKTI juga mengirimkan tim bantuan yang membawa logistik berupa 10 unit tenda peleton, 20 unit terpal, 5.000 masker, 1.000 bungkus popok anak, popk dewasa, pembalut wanita, makanan kering, biskuit, makanan siap saji, obat-obatan, selimut, hingga alas tidur atau matras.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya