Kemkominfo Targetkan Pembangunan 421 BTS di NTT Rampung pada 2022

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tersisa 421 BTS yang ditargetkan rampung pada tahun 2022.

oleh Iskandar diperbarui 29 Jun 2021, 09:13 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 09:13 WIB
Menkominfo
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, di Jakarta, Selasa (28/1/2020). (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengklaim fokus menyelesaikan pembangunan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di seluruh wilayah terdepan, tertinggal dan terpencil (3T).

Khusus di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tersisa 421 BTS yang ditargetkan rampung pada tahun 2022. Menurut Menkominfo Johnny G. Plate percepatan pembangunan itu bisa dilakukan dengan dukungan penuh pemerintah daerah.

"Ada 421 BTS untuk 421 desa yang akan diselesaikan pada tahun 2021 dan tahun 2022. Saya berharap bisa dilakukan akselerasi sehingga lebih cepat," ujar Johnny melalui keterangan resminya, Selasa (29/6/2021).

Ia menuturkan pembangunan BTS membutuhkan koordinasi yang baik antara Kemkominfo dan pemerintah daerah, terutama berkaitan dengan penyediaan lahan yang sesuai dengan rencana pembangunan daerah.

"Karena BTS enggak bisa dibangun di langit, BTS juga tidak bisa dibangun di dasar laut atau di air. BTS hanya bisa dibangun di lahan, di darat, di tanah. Ini penting sekali agar koordinasi Kemkominfo dengan pemerintah daerah memastikan tersedianya lahan dengan koordinat tepat, yang dibutuhkan untuk pembangunan dan pengembangan desa, kecamatan dan kabupaten," ucap Johnny menjelaskan.

Menkominfo menegaskan pembangunan BTS perlu diselaraskan dengan rencana pembangunan daerah agar coverage sinyal telekomunikasi dan internet dapat mendukung pencapaian target pembangunan daerah secara optimal.

"Yang saya harapkan sekarang kita sama-sama menentukan titiknya, yang sejalan dengan rencana pembangunan daerah agar di wilayah yang ada coverage sinyalnya, di situlah nanti ada pemukiman masyarakat, kantor layanan pemerintahan, sekolah-sekolah, dan kegiatan-kegiatan lainnya," tegasnya.

 

Jangan Ada Lagi yang Naik Pohon untuk Cari Sinyal

Ilustrasi BTS
Ilustrasi BTS. Dok: Tri Indonesia

Oleh karena itu, Johnny mengharapkan penyediaan lahan untuk pembangunan BTS berada di lokasi yang dekat dengan pemukiman, sarana pendidikan, dan pelayanan masyarakat. Hal itu diperlukan agar tidak lagi beredar informasi siswa maupun guru harus naik ke gunung untuk mencari akses sinyal internet.

"Kepala desa mau rapat streaming, video conference naik pohon, jangan sampai lagi. Kita perlu sama dan sejalan, itulah gunanya rapat koordinasi kita untuk menentukan di mana titik-titiknya, sehingga pembangunan BTS itu berdampak panjang, sejalan dan seirama, searah dengan pembangunan wilayah, aktivitas masyarakat sendiri ada di sana, itu penting sekali," tuturnya.

Kepada Gubernur NTT, Bupati, dan Walikota se-NTT yang hadir dalam Rapat Koordinasi, Menkominfo mengimbau dan mengajak pemerintah daerah untuk memanfaatkan infrastruktur TIK. Bahkan dengan penyediaan akses telekomunikasi di wilayah yang kini blankspot, diharapkan akan mendukung transformasi digital di NTT.

 

Dorong Aktivitas Ruang Digital

Ilustrasi BTS. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi BTS. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

"Saya tidak berharap nanti ada lagi wilayah kegiatan masyarakat yang blankspot, jadi akan dibangun 421 BTS ini satu titik awal lompatan dan fondasi transformasi digital, migrasi aktivitas masyarakat NTT dan aktivitas ruang fisik ke aktivitas ruang-ruang digital,” ujar Johnny.

Selain membangun BTS di seluruh wilayah NTT, ia menjelaskan pemerintah daerah juga perlu menyiapkan talenta digital yang memadai.

"Talenta digital di NTT akan dan harus menjadi lompatan raksasa kita agar setara dengan saudara dan sahabat sebangsa dan tentunya tetangga kita," tandasnya.

(Isk/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya