Pemain Ramai-Ramai Boikot Pokemon Go, Kenapa?

Komunitas mengajak para pemain Pokemon Go lainnya untuk memboikot gim dan perusahaan, setidaknya hingga Niantic memberikan respons.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 07 Agu 2021, 12:54 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2021, 12:54 WIB
Pokemon Go
Pokemon Go kedatangan dua monster saku legendaris bulan depan. (Doc: Ubergizmo)

Liputan6.com, Jakarta - Selama beberapa bulan terakhir, pengembang gim Pokemon Go, Niantic, telah mengembalikan perubahan yang sebelumnya dihadirkan untuk pemain yang terdampak pandemi global.

Dalam update-nya yang terbaru, Niantic menghapus peningkatan rentang interaksi untuk berbagai tempat menarik di AS dan Selandia Baru. Kedua tempat ini sebelumnya mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Perubahan Pokemon Go difokuskan pada keamanan dan aksesibilitas, meningkatkan jarak di mana pemain bisa berinteraksi dengan Poke Stop dan gym, serta memastikan bahwa pemain tidak diharuskan meninggalkan rumah untuk mendapatkan item utama, seperti pemanggilan Pokemon.

Beberapa fitur seperti peningkatan durasi dan pertempuran jarak jauh tetap ada dalam gim. Namun, mengutip Kotaku, Sabtu (7/8/2021), penghapusan banyak fitur lainnya telah menarik kemarahan komunitas Pokemon Go.

Dalam suratnya, anggota komunitas Pokemon Go menyuarakan kekecewaannya terhadap keputusan Niantic menghapus perubahan yang telah ada, terutama mengurangi jangkauan interaksi antar pemain.

Komunitas berpendapat, radius interaksi yang lebih luas berkontribusi pada cara bermain yang lebih aman, mudah diakses, dan tidak mengharuskan pemain memasuki area berbahaya, lewat batas, atau blokir pintu masuk.

"Beberapa dari perubahan ini akan tetap diterapkan di masa mendatang, misalnya kemampuan menyerang dari jarak jauh, perubahan pada Go Battle League, dan peningkatan jarak di mana Anda dapat memutar Photo Disc di gym dan Poke Stop," kata komunitas dalam suratnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Petisi Ajak Pemain Lain Ikut Boikot Pokemon Go

Ilustrasi Pokemon Go 2 - Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Pokemon Go 2 - Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Tidak cukup dengan surat, para anggota komunitas dan gamer Pokemon Go juga membuka petisi melalui laman petisi online Change.org yang ditandatangani lebih dari 160.000 pemain.

Para pemain menyebut, peningkatan jarak interaksi merupakan salah satu fitur terbaik yang dibuat Niantic untuk Pokemon Go. Pasalnya peningkatan jarak interaksi membuat gim ini lebih aman dimainkan dan bisa diakses oleh semua pengguna.

Tidak hanya itu, komunitas juga mengajak para pemain Pokemon Go lainnya untuk memboikot gim dan perusahaan, setidaknya hingga Niantic memberikan respons.

YouTuber ZoeTwoDots dan streamer Twitch PkmnMaster Holly ikut serta dalam aksi boikot ini. Keduanya mengatakan tidak mau mengeluarkan uang di Pokemon Go hingga Niantic setuju untuk terus menerapkan perubahan terkait Covid-19. Mereka juga enggan untuk menayangkan gim ini secara live streaming.

Niantic: Semua Demi Keamanan

Pokemon Go
Pokemon Go. (Doc: Niantic Labs)

Sementara itu, Niantic memberikan pernyataan kepada media Eurogamer.

"Seperti yang kami umumkan pada Juni lalu, kami memperkenalkan bonus eksplorasi baru untuk pemain di AS dan Selandia Baru dan kami menghapus serta mengubah sejumlah bonus yang diperkenalkan tahun lalu," kata Niantic.

"Pemain bisa mengecek Today View di gim untuk melihat bonus spesifik yang mana yang tersedia untuk mereka. Kami terus memantau panduan keamanan dan kesehatan terkait dengan aktivitas di luar ruangan," tulis Niantic dalam pernyataan.

(Tin/Isk)

Infografis Pokemon Go

Infografis Pokemon Go
Berikut sejarah lahirnya karakter fiksi Pokemon (Liputan6.com/Deisy)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya