Liputan6.com, Jakarta Twitter kembali melakukan uji coba untuk fitur baru mereka, yang bertujuan memerangi misinformasi, termasuk di bidang kesehatan dan politik.
Dilansir dari Engadget, Kamis (19/8/2021), uji coba fitur baru Twitter ini baru dilakukan bagi beberapa pengguna di Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Australia.
Advertisement
Baca Juga
Uji coba fitur untuk menangkal misinformasi ini juga telah dikonfirmasi perusahaan melalui cuitan terbaru mereka di akun Twitter Safety @TwitterSafety.
"Mulai hari ini, beberapa orang di AS, Korea Selatan, dan Australia akan menemukan opsi untuk menandai Tweet sebagai 'Ini menyesatkan' setelah menekan Report Tweet."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Membantu Identifikasi Tren
Twitter melanjutkan, mereka sedang menilai apakah pendekatan tersebut efektif, sehingga mereka mulai dari langkah yang terkecil.
"Kami mungkin tidak mengambil tindakan dan tidak dapat menanggapi setiap laporan dalam eksperimen," tulis mereka.
"Tetapi masukan Anda akan membantu kami mengidentifikasi tren sehingga kami bisa meningkatkan kecepatan dan skala pekerjaan misinformasi dengan lebih luas," katanya.
We’re testing a feature for you to report Tweets that seem misleading - as you see them. Starting today, some people in the US, South Korea, and Australia will find the option to flag a Tweet as “It’s misleading” after clicking on Report Tweet.
— Twitter Safety (@TwitterSafety) August 17, 2021
Advertisement
Opsi Politik dan Kesehatan
Dilaporkan Tech Crunch, pengguna dalam tes ini nantinya akan menemukan opsi lanjutan apakah laporan misinformasi mereka terkait dengan politik, kesehatan, atau lain-lain.
Jika pengguna memiliki politik, mereka bisa menentukan apakah cuitan politik yang menyesatkan itu terkait dengan pemilihan umum. Apabila memilih kesehatan, pengguna bisa menandai tweet menyesatkan tersebut khususnya terkait Covid-19.
Belum jelas bagaimana Twitter akan menangani laporan suatu cuitan. Hal ini karena mereka berbeda dengan Facebook, yang menggunakan jaringan cek fakta untuk menyanggah misinformasi.
(Dio/Isk)
Infografis Cek Fakta Hoaks Vaksin
Advertisement