Twitter Gandeng Associated Press dan Reuters untuk Tangkal Misinformasi

Twitter bekerja sama dengan Associated Press dan Reuters untuk meningkatkan akurasi informasi yang ada di platform media sosial tersebut

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Agu 2021, 16:15 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2021, 16:15 WIB
Twitter
Ilustrasi Twitter. (Sumber: Pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Twitter secara resmi bekerja sama dengan kantor berita Associated Press (AP) dan Reuters untuk membantu meningkatkan informasi yang akurat di media sosial tersebut.

Twitter mengatakan kerja sama itu akan membantu memperluas upaya untuk membantu menjelaskan mengapa subyek tertentu menjadi sebuah tren, demi menampilkan informasi dan berita dari sumber terpercaya dan menghilangkan misinformasi.

Dikutip dari AP News, Selasa (3/8/2021), Twitter mengatakan kedua kantor berita itu akan membantu memastikan bahwa informasi yang kredibel tersedia secara real time di sekitar percakapan utama saat mereka muncul.

Dalam pernyataannya, Twitter mengatakan ini akan menjadi sangat penting ketika fakta sedang diperdebatkan, atau ketika tim kurasi perusahaan tidak memiliki keahlian yang diperlukan atau akses ke pelaporan yang bereputasi tentang suatu masalah. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Beri Penjelasan pada Topik yang Menarik Minat

60% Orang Alami Cyberbullying, Ini 5 Tips Berselancar yang Aman dan Nyaman di Twitter
Twitter hadirkan berbagai fitur privasi, agar pengguna merasa aman dan nyaman. (Foto: Unsplash.com/Freestocks).

Selain itu, kantor berita juga akan memiliki tugas untuk membantu memberikan konteks pada topik menarik minat luas, termasuk yang berpotensi mengarah pada misinformasi.

Tom Januszewski, President of Global Business Development AP mengatakan bahwa pekerjaan tersebut merupakan inti dari misi mereka.

"AP memiliki sejarah panjang bekerja sama dengan Twitter, bersama dengan platform lain, untuk memperluas jangkauan jurnalisme faktual," ujarnya.


Masih Fokus pada Konten Bahasa Inggris

Ilustrasi Twitter
Ilustrasi Twitter. (Liputan6/Pixabay)

Hazel Baker, Head of UGC Newsgathering Reuters menyebut bahwa kepercayaan, akurasi, dan ketidakberpihakan merupakan inti dari hal yang mereka lakukan setiap hari, dengan memberikan miliaran orang informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang cerdas.

"Nilai-nilai tersebut juga mendorong komitmen kami untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah," kata Baker seperti dikutip dari blog resmi Twitter.

Twitter mengatakan, selama fase awal program ini, AP dan Reuters masih akan berfokus pada konten berbahasa Inggris.

"Kami berharap upaya kami berkembang seiring jalannya waktu dan sifat pekerjaan bisa berkembang seiring kami mempelajari, mengamati, dan meningkatkan upaya untuk memberikan dukungan lintas bahasa dan zona waktu, secara global," tulis mereka.

Sebelumnya, AP dan Reuters juga sudah bermitra dengan Facebook terkait program cek fakta.

(Dio/Isk)


Infografis Cek Fakta

Infografis Cek Fakta
Infografis Cek Fakta: Kumpulan Hoaks Seputar Covid 19 terbaru yang beredar di WhatsApp (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya