Apple Blokir 1,6 Juta Aplikasi yang Tipu Pengguna Sepanjang 2021

Sepanjang 2021, tim peninjau aplikasi App Store telah menghentikan lebih dari 1,6 juta aplikasi dan update berbahaya yang berpotensi menipu pengguna.

oleh Yuslianson diperbarui 06 Jun 2022, 09:30 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi App Store
Ilustrasi App Store (Foto:Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Apple mengumumkan telah memblokir lebih dari 343.000 aplikasi iOS terkait pelanggaran privasi pada 2021.

Sementara itu, 157.000 aplikasi lainnya ditolak masuk ke App Store karena diduga berusaha menyesatkan atau mengirim spam ke pengguna iPhone.

Perusahaan bermarkas di Cupertino itu juga mengatakan, mereka juga telah memblokir lebih dari 34.500 aplikasi agar dapat dicari oleh pengguna di App Store.

Adapun cara ini digunakan tim Review Aplikasi App Store agar aplikasi yang dicurigai menggunakan fitur yang secara sengaja disembunyikan oleh pengembang.

Apple juga menghapus 155.000 lebih aplikasi dimana pengembang menyematkan fitur atau kemampuan tambahan ketika aplikasi telah disetujui dan masuk ke dalam App Store.

Sepanjang 2021, tim peninjau aplikasi App Store telah menghentikan lebih dari 1,6 juta aplikasi dan update berbahaya agar tidak masuk di toko aplikasi dan berpotensi menipu pengguna.

<p>Apple dikabarkan telah memblokir 1,6 juta aplikasi yang berpotensi menipu pengguna iOS sepanjang 2021. (Doc: Apple)</p>

Tahun lalu, perusahaan juga mengatakan, hampir 1 juta aplikasi baru bermasalah dan 1 juta pembaruan aplikasi yang ditolak dan dihapus oleh tim review Apple.

"Apple berdedikasi untuk menjaga App Store sebagai tempat yang aman dan tepercaya bagi pengguna untuk menemukan dan men-download aplikasi," tulis perusahaan dalam laporannya, Senin (6/6/2022).

Taktik Apple untuk melindungi pengguna dari berbagai aksi penipuan ini disambut baik oleh banyak pihak, karena maraknya peredaran aplikasi scam bernama fleeceware di App Store iOS.

Berdasarkan laporan peneliti di Avast tahun lalu, fleeceware menjadi masalah besar di App Store dan memiliki kemampuan memikat pengguna dengan iming-iming uji coba gratis.

Nyatanya, pengguna akan dikenakan biaya berlangganan hingga ribuan dolar per tahun setelah masa uji coba berakhir.

Seperti yang dilaporkan Avast, 200 aplikasi fleeceware diperkirakaan telah meraup total pendapatan lebih dari USD400 juta di toko aplikasi Apple dan Google.

Laporan ini juga dikonfirmasi oleh para peneliti keamanan di Sophos. Mereka juga melihat lusinan aplikasi fleeceware telah diunduh pengguna iOS hingga 3,6 juta kali dan terdaftar sebagai aplikasi terlaris di Apple App Store.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

App Store Apple Hapus Massal Aplikasi yang Tak Diperbarui

Ilustrasi Apple (AP Photo/Mark Lennihan)

Di sisi lain, Apple tampaknya melakukan penghapusan massal terhadap aplikasi-aplikasi yang tak lagi menerima update dari pengembangnya.

Apple mengirimkan email dengan subjek "App Improvement Notice" atau 'Pemberitahuan Peningkatan Aplikasi' kepada para pengembang yang terdampak.

Melalui email itu, Apple memperingatkan akan menghapus aplikasi yang belum diperbarui dalam waktu yang ditentukan, dari toko aplikasi App Store.

Mengutip The Verge, Minggu (24/4/2022), Apple memberikan waktu 30 hari kepada para pengembang untuk memperbarui aplikasi-aplikasi mereka, agar tidak ditendang dari App Store.

"Anda bisa membuat aplikasi ini tersedia untuk ditemukan bagi pengguna baru dan diunduh dari App Store dengan mengirimkan update untuk ditinjau dalam 30 hari," tulis Apple dalam emailnya.

Selanjutnya Apple juga mengatakan, akan menghapus aplikasi-aplikasi usang dari App Store. Sementara, aplikasi yang sudah diunduh sebelumnya akan tetap tersedia di perangkat pengguna.

Terapkan Proses Evaluasi

Ilustrasi Apple  (AP Photo/Mary Altaffer, File)

Di halaman App Store Improvement, Apple mengatakan, "Kami tengah menerapkan proses evaluasi aplikasi yang berkelanjutan, menghapus aplikasi yang tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya atau yang tidak mengikuti pedoman tinjauan saat ini, atau yang sudah usang."

Tidak ada stempel waktu di halaman tersebut, sehingga tidak jelas sejak kapan Apple menerbitkan ketentuan tersebut. Pihak Apple juga tidak memberikan komentar.

Sebelumnya pada 2016, Apple mengatakan, akan mulai menghapus aplikasi-aplikasi yang tidak diperbarui oleh pengembang.

Apple juga memperingatkan pengembang aplikasi, mereka punya waktu 30 hari untuk meng-update aplikasi sebelum dihapus.

Pengembang Bingung dan Khawatir

iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max (Foto: Apple Newsroom).

Meski begitu, tidak jelas apakah Apple terus menerapkan aturan ini setelah bertahun-tahun atau baru-baru ini melakukan penyisiran kembali yang lebih luas.

Apple juga tidak memberikan informasi jelas aplikasi seperti apa yang dianggapnya ketinggalan zaman. Apakah didasarkan pada waktu terakhir update atau kompabilitas dengan versi iOS terbaru.

Langkah Apple ini membuat sejumlah pembuat aplikasi seperti pengembang Protopop Games Robert Kabwe prihatin tentang perubahan tersebut.

Melalui Twitter, Kabwe mengatakan, Apple mengancam akan menghapus game-nya yang berfungsi penuh, yakni Motivoto, karena belum di-update sejak Maret 2019.

Pengembang keyboard FlickType Apple Watch Kosta Eleftheriou mengatakan, Apple menghapus versi aplikasinya yang dibuat khusus untuk tunanetra karena tidak di-update dalam dua tahun.

Melalui tweet, Eleftheriou menyebut, aplikasi Pocket God merupakan aplikasi yang sangat populer masih tetap ada di App Store meski terakhir mendapat update pada 2015.

Begitu juga dengan pengembang Emilia Lazer-Walker yang melaporkan Apple telah menghapus beberapa aplikasi miliknya, termasuk game lama dari App Store.

Beberapa pengembang lainnya juga berbagi pengalaman serupa. Mereka mengeluh tidak memiliki waktu untuk memperbarui aplikasi mereka.

(Ysl/Tin)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya