Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Delaware mengabulkan permintaan Twitter untuk mempercepat sidang gugatan terhadap Elon Musk, setelah bos SpaceX itu menyatakan pembatalan akuisisi perusahaan.
Dalam sidang pendahuluan atau hearing di hari Selasa, waktu setempat, Hakim Kathaleen McCormick mengatakan bahwa persidangan akan digelar selama lima hari pada bulan Oktober 2022 mendatang.
Baca Juga
"Semakin lama transaksi merger tetap dalam ketidakpastian, semakin besar awan ketidakpastian yang menyelimuti perusahaan," McCormick yang hadir melalui Zoom karena positif Covid-19, seperti dikutip dari New York Post.
Advertisement
Mengutip The Verge, Rabu (20/7/2022), dalam argumen lisan di hadapan hakim, Twitter mengklaim bahwa argumen bot Musk adalah itikad buruk untuk mundur dari kesepakatan, karena kasus penyesalan pembeli akut.
Twitter awalnya menginginkan tanggal sidang gugatan tersebut di bulan September mendatang, sementara Musk mengajukan tanggal pada bulan Februari 2023.
Namun akhirnya, sidang Twitter vs Elon Musk bakal digelar selama lima hari pada bulan Oktober mendatang, atau lebih panjang dari yang diajukan perusahaan. Tanggal pastinya belum dijadwalkan.
Pengacara Twitter William Savitt mengatakan, ketidakpastian yang sedang berlangsung di sekitar kesepakatan itu, merugikan perusahaan "setiap jam, setiap hari."
"Tuan Musk telah dan tetap terikat kontrak untuk menggunakan upaya terbaiknya demi menutup kesepakatan ini," kata pihak Twitter. "Apa yang dia lakukan adalah kebalikan dari upaya terbaik. Itu sabotase."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Elon Musk Ingin Punya Lebih Banyak Waktu
Sementara, pengacara Musk, Andrew Rossman berpendapat, sidang tidak bisa dimulai lebih awal sebelum Februari 2023, agar mereka punya lebih banyak waktu menyelidiki prevalensi bot di Twitter.
"Apa yang Anda bicarakan adalah perusahaan yang memiliki sejumlah besar data yang harus dianalisis," kata Rossman. "Miliaran tindakan di platform mereka harus dianalisis agar kita bisa sampai ke dasar masalah sebenarnya di sini."
Lebih lanjut, pihak Musk menuding Twitter "mencoba untuk menyelesaikan kesepakatan ini" dan menjaga masalah bot "terselubung dalam kerahasiaan."
The Post sementara itu hari Senin melaporkan, sang CEO Tesla kabarnya akan mengajukan gugatan balik ke Twitter dalam beberapa hari ke depan.
Sebelumnya, menanggapi gugatan Twitter, tim hukum Elon Musk mengatakan, Twitter meminta persidangan yang begitu cepat dan tidak masuk akal. Mereka pun meminta agar persidangan tidak diadakan, setidaknya hingga tahun 2023.
"Persidangan memerlukan tinjauan forensik dan analisis data dalam jumlah besar (terkait dengan klaim seputar akun bot dan spam di Twitter)," kata tim hukum Elon Musk, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Sabtu (16/7/2022).
Advertisement
Elon Musk Ingin Sidang Gugatan Twitter Mulai Februari 2023
Tim Elon Musk meminta agar persidangan dilakukan paling cepat pada 13 Februari 2023. Twitter sebelumnya meminta pada pengadilan untuk melangsungkan persidangan pada pertengahan September mendatang.
"Jadwal yang sangat cepat untuk kasus sebesar ini," kata tim Elon Musk, menanggapi permintaan Twitter yang ingin persidangan digelar segera.
Hakim sebelumnya akan mengadakan sidang pada 19 Juli 2022 untuk memutuskan apakah kasus gugatan Twitter pada Elon Musk ini akan ditempatkan di jalur cepat atau tidak.
Mengutip The Verge, Twitter sebelumnya juga meminta untuk mempercepat berbagai hal, mengingat perjanjian akuisisi Twitter oleh Elon Musk tanggal kedaluarsa 24 Oktober 2022.
Twitter pun saat itu menolak berkomentar mengenai permintaan penundaan sidang oleh tergugat.
Twitter Resmi Gugat Elon Musk
Twitter sendiri menggugat Elon Musk pada awal pekan ini. Gugatan dilayangkan gara-gara Elon Musk membatalkan kesepakatan pembelian Twitter senilai USD 44 miliar secara sepihak.
Ketua Dewan Twitter Bret Taylor mengatakan, perusahaan akan menyeret Elon Musk ke pengadilan. Twitter pun mengajukan gugatan pada Selasa lalu.
Pihak Elon Musk sebelumnya tidak memberikan tanggapan apa pun, hingga Jumat ini, tim hukum Elon Musk meminta agar sidang dilaksanakan paling cepat Februari 2023.
Sekadar informasi, Elon Musk disebut-sebut ingin menghentikan pembelian Twitter dengan alasan Twitter belum memberikan data terkait prevalensi akun palsu dan spam di platform tersebut.
Pihak Elon Musk beranggapan, "perselisihan atas akun palsu dan spam adalah hal mendasar bagi nilai Twitter. Ahli pun membutuhkan banyak waktu untuk temuan ini."
(Dio/Isk)
Advertisement