Liputan6.com, Jakarta NASA disebut akan meminta pensiunan astronaut untuk memimpin misi penerbangan pribadi atau wisata ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS).
Kebijakan yang belum difinalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan penumpang dan mengurangi 'ketegangan' operasi ISS.
Baca Juga
Mengutip Engadget, Jumat (5/8/2022), mantan astronaut akan memberikan panduan berpengalaman untuk astronaut pribadi selama persiapan pra-penerbangan melalui pelaksanaan misi.
Advertisement
Sejumlah perubahan juga berdampak pada wisatawan antariksa itu sendiri, termasuk standar medis baru untuk astronaut swasta, lebih banyak waktu tunggu dalam proyek penelitian swasta, perubahan pada kebijakan pengembalian kargo serta waktu tambahan bagi astronaut swasta untuk menyesuaikan diri dengan gayaberat mikro.
Menurut pemberitahuan itu, perubahan baru ini merupakan hasil dari "pelajaran yang dipetik" pada penerbangan Axiom Space di April lalu, yang mana penumpang membayar masing-masing US$ 55 juta untuk terbang pada misi astronaut pribadi pertama ke ISS.
Dalam perjalanan selama dua minggu itu penumpang juga mengerjakan penelitian mereka sendiri, sehingga merugikan kru ISS dan kru Axiom. Demikian menurut wawancara dengan astronaut setelah kembalinya misi itu.
Misi Ax-1 sebenarnya dipimpin oleh mantan astronaut NASA — Michael López-Alegría, yang saat ini menjabat sebagai Kepala astronaut di Axiom.
"Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mengawaki misi masa depan tanpa astronaut profesional di dalamnya karena itu akan membebaskan ruang untuk penumpang tambahan (berbayar)," kata presiden Axiom Michael Suffredini pada konferensi pers awal tahun ini.
Kebijakan baru oleh NASA kemungkinan merupakan upaya untuk mencegah misi tanpa pengawasan tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Badan Antariksa AS dan Rusia Akur, Sepakat Tukar Kursi untuk Kirim Astronaut ke ISS
Di Bumi, hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia mungkin masih dalam keadaan yang tegang terkait Perang Ukraina. Namun, hubungan mereka berbeda untuk urusan luar angkasa.
Pasalnya, badan antariksa AS dan Rusia, NASA dan Roscosmos, akhirnya sepakat untuk melanjutkan kerja sama dengan bertukar kursi untuk penerbangan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS). Sebelumnya, kerja sama antar kedua lembaga negara itu memang dilaporkan sempat menegang, imbas dari invasi Rusia ke Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini.
Dikutip dari Engadget, Senin (18/7/2022), setelah program pesawat ulang-alik ditutup, NASA mengandalkan penerbangan Soyuz Rusia selama bertahun-tahun untuk mengangkut astronautnya.
Hingga, SpaceX mendapatkan sertifikasi Crew Dragon untuk penerbangan ke luar angkasa.
Dengan kerja sama terbaru NASA dan Roscosmos, astronaut NASA akan kembali dibawa ke luar angkasa dengan Soyuz, sementara kosmonaut Rusia akan bisa terbang dengan penerbangan Crew Dragon SpaceX.
"Awak penerbangan terintegrasi memastikan ada anggota awak yang terlatih dengan baik di stasiun untuk pemeliharaan penting dan perjalanan ruang angkasa," tulis NASA kepada The New York Times.
Ini juga melindungi dari kemungkinan masalah dengan pesawat luar angkasa berawak, masalah medis kru serius atau keadaan darurat di stasiun yang membutuhkan kru dan kendaraannya ditugaskan kembali ke Bumi lebih cepat dari yang direncanakan.
Ini juga berarti, perjanjian kerja sama itu memastikan segmen stasiun yang diopeasikan AS dan Rusia, tidak akan pernah tanpa awak jika terjadi penerbangan yang dibatalkan, atau keadaan darurat lainnya.
Advertisement
Penerbangan Pertama
Penerbangan terintegrasi pertama mereka akan digelar pada bulan September, dengan Anna Kikina menjadi kosmonaut Rusia pertama yang terbang dengan Crew Dragon.
Dia akan bergabung dengan Nicole Mann dan Josh Cassada dari NASA, serta Koichi Wakata dari Jepang. Sementara, astronot NASA Frank Rubio akan menuju ke ISS dengan penerbangan Soyuz.
Pada musim semi 2023, Andrei Fedyaev dari Rusia dan Loral O'Hara dari NASA juga akan bertukar kursi. Tidak ada bayaran yang disepakati di bawah perjanjian ini, berbeda seperti di masa lalu ketika NASA harus membayar Roscosmos sekitar USD 56 juta per kursi.
Pengumuman ini sendiri datang setelah pemecatan kepala Roscosmos Dmitry Rogozin, yang kerap mengeluarkan pernyataan kontroversialnya selama Perang Ukraina melawan Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Pemberhentian tersebut seperti tertuang dalam dekrit baru yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, seperti diungkap dalam rilis resmi Kremlin.
Dalam dekrit ini, dikutip dari Space.com, Senin (18/7/2022), Putin menyatakan "Melepaskan Dmitry Olegovich Rogozin dari jabatan Direktur Jenderal Perusahaan Antariksa Negara Roscosmos."
Selain itu, dekrit tersebut dinyatakan "mulai berlaku sejak tanggal penandatanganannya" pada 15 Juli 2022 waktu setempat. Putin selanjutnya mengumumkan pengangkatan Yuri Borisov sebagai Direktur Jenderal dari Roscosmos State Corporation.
Putin Pecat Dmitry Rogozin
Yuri Borisov sendiri sebelumnya adalah Wakil Perdana Menteri Rusia sejak 2018, dan pernah menjadi Wakil Menteri Pertahanan.
Media Meduza di Latvia menyebut, Rogozin kemungkinan bisa ditugaskan lagi sebagai kepala staf untuk Putin, atau sebagai administrator yang mengawasi wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina Timur, meski ini baru sebatas rumor.
Rogozin, dikutip dari The Verge, menjabat sebagai Direktur Jenderal Roscosmos sejak 2018. Sebelumnya, dia adalah Wakil Perdana Menteri sejak 2011, dan mengawasi luar angkasa dan pertahanan.
Sejak menjabat sebagai kepala Roscosmos, Rogozin dikenal sebagai sosok yang kontroversial, terutama karena ketegangan yang ditimbulkan dengan NASA, badan antariksa Amerika Serikat (AS) dan mitra terbesar Rusia di luar angkasa.
Rogozin diberi sanksi oleh AS pada tahun 2014, dan dilarang memasuki negara itu selama waktunya sebagai wakil perdana menteri, selama aneksasi Rusia atas Krimea.
Sosoknya lebih disorot karena pernyataan-pernyataannya, terkait Perang Ukraina dengan Rusia di tahun 2022.
Salah satunya adalah pernyataannya tentang kemungkinan Roscosmos menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan menyebabkan benda itu jatuh ke Bumi.
Advertisement