Â
Liputan6.com, Jakarta - Dukun pengganda uang bernama Tohari alias Mbah Slamet diduga membunuh 11 orang di Banjarnegara, Jawa Tengah. Dugaan ini muncul setelah jajaran Polres Banjarnegara, Jawa Tengah dibantu sukarelawan mengevakuasi sejumlah mayat yang dikubur pada sebidang kebun di Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Baca Juga
11 mayat yang ditemukan ini diduga merupakan korban pembunuhan berencana yang dilakukan oleh sang dukun pengganda uang, Mbah Slamet.
Advertisement
Kasatreskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama mengatakan, pihaknya kembali melakukan penggalian di sekitar lokasi penemuan korban pertama dukun pengganda uang tersebut.
Dari jumlah mayat yang ditemukan, ada beberapa di antaranya yang terkubur dalam satu lubang. Begitu evakuasi dilakukan, mayat-mayat tersebut langsung dibawa ke RSUD Hj Lasmanah Banjarnegara untuk diidentifikasi.
Dalam konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, kasus pembunuhan berencana yang dilakukan dukun pengganda uang Mbah Slamet terungkap berkat adanya laporan GE, anak seorang korban berinisial PO, warga Sukabumi, Jawa Barat, berusia 53 tahun. GE malaporkan ayahnya hilang pada 27 Maret 2023.
Laporan ini didasari pesan yang dikirim korban melalui WhatsApp kepada adik GE, SL, pada 24 Maret 2023 yang mengabarkan dirinya sedang di rumah Mbah Slamet sang dukun pengganda uang.
Korban PO juga berpesan, jika sampai hari Minggu, 26 Maret 2023, dirinya tidak pulang, anak-anaknya diminta untuk datang ke rumah Mbah Slamet dengan didampingi aparat.
Laporan GE ini membuat petugas Satreskrim Polres Banjarnegara segera melakukan penyelidikan hingga menemukan jasad korban PO terkubur di jalan setapak menuju hutan Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Sabtu, 1 April 2023.
Hasil pemeriksaan menyebutkan PO dibunuh Mbah Slamet dengan diberi minuman yang dicampur racun Potassium Sianida. Hal tersebut dilakukan karena pelaku kesal ditagih terus menerus oleh korban. Pasalnya, Mbah Slamet menjanjikan akan melipatgandakan uang sebesar Rp 70 juta yang disetorkan PO, menjadi Rp 5 miliar.
Penemuan belasan mayat yang diduga dibunuh si dukun pengganda uang, Mbah Slamet, ini pun menjadikan Mbah Slamet sebagai pembunuh berantai alias serial killer, yang banyak dijadikan film dan dokumenter di luar negeri.
Bahkan, layanan streaming film Netflix memiliki deretan film mengenai serial killer atau pembunuh berantai yang membunuh lebih dari satu korban.
5 Kisah Pembunuh Berantai yang Ditayangkan di Netflix
Berikut adalah 5 film Netflix yang mengisahkan tentang serial killer, baik itu film dokumenter maupun serial yang menceritakan tentang para pembunuh berantai tersebut:
1. Jeffrey Dahmer (Dahmer - Monster: The Jeffery Dahmer Story dan Conversations with a Killer: Jeffrey Dahmer Tapes)
Salah satu pembunuh berantai yang aksinya difilmkan adalah Jeffrey Dahmer. Ia adalah adalah seorang serial killer sekaligus pelaku penyerangan seksual terhadap pria dan anak-anak.
Memiliki gangguan kepribadian borderline personality disorder, Jeffrey Dahmer pertama kali membunuh pada 1978. Total ia melakukan pembunuhan terhadap 17 pria dan anak-anak di Milwaukee, Amerika Serikat. Korbannya rata-rata adalah pria kulit hitam.
Selain melakukan pembunuhan terhadap korbannya, kejahatan Dahmer paling mengerikan adalah kanibalisme dan nekrofilia terhadap korbannya.
Aksi kekejaman Jeff Dahmer ini banyak dijadikan film dan serial drama semi-dokumenter, termasuk di antaranya adalah Dahmer - Monster: The Jeffery Dahmer Story serta Conversations with a Killer: Jeffrey Dahmer Tapes yang bisa disaksikan di Netflix.
Â
Advertisement
2. John Wayne Gacy (Conversations with a Killer: The John Wayne Gacy Tapes)
Kisah tentang pembunuh berantai lain yang ditayangkan di Netflix adalah mengenai pria bernama John Wayne Gacy. Dokumenter tentangnya di Netflix mengangkat judul Conversations with a Killer: The John Wayne Gacy Tapes.
Serial ini mengisahkan kasus pembunuhan berantai dan skandal di Amerika Serikat pada 1970-an. Dokumenter ini bercerita mengenai pembunuh berantai yang selalu berdandan sebagai badut Pogo, yakni John Wayne Gacy.
Aksinya berdandan sebagai badut saat melakukan pembunuhan pun menjadikannya sebagai ikon serial killer di Amerika. Badut berbahaya ini mengincar korban gay yang mayoritas adalah remaja rentan dan hidup di keluarga miskin, sehingga luput dari perhatian polisi.
Beberapa tahun terakhir, Gacy mengumpulkan lebih dari 30 korban dan mengubur mereka di ruang bawah tanah rumahnya sendiri. Yang mengejutkan, tidak seperti Mbah Slamet yang mampu menggandakan uang, John Wayne Gacy memiliki kehidupan normal dan dikenal tidak memiliki riwayat kejahatan. Hal ini membuat tetangga sekitar rumahnya tidak menaruh curiga padanya.
Penemuan mayat di rumahnya pun membuat polisi mulai membongkar rumah Gacy dan pada akhirnya mengungkapkan kejahatan yang sangat mengerikan.
Â
3. Ted Bundy (Conversations with a Killer: The Ted Bundy Tapes)
Seperti Mbah Slamet yang kasusnya kini diselidiki kepolisian, Ted Bundy merupakan seorang pembunuh berantai. Namun, ia juga dikenal sebagai pemerkosa sekaligus nekrofilia.
Ted Bundy memiliki kelainan seksual, di mana ia suka memerkosa mayat, korban pembunuhannya. Kasus Ted Bundy jadi kasus kriminal paling mengerikan dalam sejarah Amerika Serikat. Tercatat, ia membunuh sebanyak 36 perempuan di tahun 1970-an.
Namun para ahli percaya bahwa angka pembunuhan yang dilakukan Ted Bundy mungkin mendekati 100 orang atau lebih. Sampai saat ini tidak ada yang tahu pasti mengenai berapa jumlah orang yang telah menjadi korban Ted Bundy.
Di Netflix, serial dokumenter mengenai Ted Bundy difilmkan dalam serial berjudul Conversations with a Killer: The Ted Bundy Tapes.
Advertisement
4. Yoo Young Chul (The Raincoat Killer)
Selain di Amerika Serikat, pembunuh berantai juga ada di Korea Selatan. Salah satu pembunuh berantai paling diingat di Korea Selatan adalah pembunuh dengan mantel hujan alias raincoat yang bernama Yoo Young Chul. Itu sebabnya, judul dokumenter tentang pembunuh berantai ini adalah The Raincoat Kiler: Yoo Young Chul.
Kisah pembunuhan berantai oleh Yoo Young Chul pernah mengguncang publik Korsel di tahun 2004. Korbannya diperkirakan mencapai 20 orang.
BBC melaporkan, polisi menemukan 11 mayat di sebuah situs di dekat kuil gunung di utara Seoul. Di mana, sebagian korbannya adalah wanita yang bekerja sebagai pelayan bar hingga pemijat.
Ia ditangkap terkait pembunuhan dari September hingga Juli 2004, yang menyebabkan kepanikan di Seoul. Saat itu, polisi menyebut, Yoo memiliki kebencian terhadap wanita dan orang kaya. Itu sebabnya, korbannya kebanyakan adalah wanita pelayan bar atau orang kaya berusia lansia di rumah mereka.
Â
5. Dennis Nilsen (Memories of a Murderer: The Nilsen Tapes)
Kasus pembunuhan berantai lainnya adalah kasus Dennis Nilsen yang didokumentasikan melalui Memories of a Murderer: The Nilsen Tapes di Netflix.
Dennis Nilsen merupakan pembunuh berantai Inggris yang hidup di London. Ia didakwa membunuh 15 pria dan anak-anak lelaki, dengan keadaan tragis, antara 1978-1983. Parahnya, ia menyimpan beberapa mayat untuk keperluan seksualnya.
Pada 1961, Dennis Nilsen sempat mendaftar di Angkatan Darat Inggris, namun ia meninggalkan pekerjaannya pada 1972 dan bekerja sebagai PNS. Ia merupakan seorang homoseksual yang membangun hubungan dengan beberapa pria.
Kesepian kerap menghampirinya seiring kepergian pasangan yang ia miliki. Pada akhirnya, ia memiliki seseorang yang tidak bisa meninggalkannya, yakni mayat.
Advertisement