Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, teknologi AI hampir dapat ditemui di aplikasi mana pun. Setelah ramai aplikasi dapat mengubah teks menjadi suara mirip manusia, kini inovasi tersebut tampaknya sudah merambah ke dunia musik.
Diketahui, Google sedang mengembangkan aplikasi AI eksperimental yang memungkinkan pengguna mengubah ide mereka menjadi musik berdasarkan deskripsi teks, yakni MusicLM.
Baca Juga
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Android Police, Kamis (1/6/2023), konsep MusicLM tidak jauh berbeda dengan cara kerja chatbot Google atau Microsoft yang memberikan respons sesuai perintah pengguna.
Advertisement
Melalui blog resminya, Product Manager of Labs, Kristin Yim, dan Product Manager of Google Research, Hema Manickavasagam, mengumumkan bahwa pendaftaran untuk MusicLM telah dimulai.
Aplikasi ini disebut sebagai alat eksperimental yang dapat mengubah perintah teks menjadi musik. Misalnya, ketika pengguna mengetik “Soulful jazz untuk makan malam,” alat akan menghasilkan musik sesuai deskripsi.
Blog tersebut juga menjelaskan, MusicLM akan mengirimkan dua versi musik dan pengguna dapat memilih salah satunya yang lebih disukai. Hal ini dilakukan untuk membantu model AI meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan musik.
Kendati demikian, Google juga telah mengantisipasi kekhawatiran yang serupa dengan alat AI lainnya, yaitu penyalahgunaan yang merugikan artis. Karena itu, Google mengklaim telah berupaya menjadikan alatnya sebagai “inovasi yang bertanggung jawab.”
Google Bekerja Sama dengan Musisi
Untuk menciptakan alat yang sesuai dengan visi tersebut, Google mengatakan bahwa perusahaan bekerja sama dengan sejumlah musisi.
“Kami percaya inovasi yang bertanggung jawab tidak terjadi secara terpisah. Kami telah bekerja sama dengan musisi seperti Dan Deacon dan menyelenggarakan lokakarya untuk melihat bagaimana teknologi ini dapat memberdayakan proses kreatif,” tulis perusahaan dalam blog resminya.
Untuk mendukung penelitian di masa mendatang, Google pun merilis MusicCaps secara publik, yakni kumpulan data berisi sekitar 5 ribu pasangan musik dan teks, dengan deskripsi teks yang disediakan oleh para pakar.
Menurut Google, MusicLM dapat membantu pengguna mengekspresikan kreativitas, baik sebagai seorang musisi pemula maupun profesional.
Selain itu, raksasa teknologi ini juga mengintegrasikan AI ke dalam beberapa aplikasinya yang lain, seperti Google Search dan Google Maps.
Advertisement
Google Search Berbasis AI Generatif
Kini, Google berencana mengembangkan aplikasi Search berbasis AI yang akan membantu pengguna memahami suatu topik lebih cepat, mengungkap sudut pandang dan wawasan baru, serta menyelesaikan suatu hal dengan mudah.
Perusahaan menyebut gagasan ini sebagai Search Generative Experience (SGE). Dengan SGE, mesin pencarian akan memberikan ringkasan singkat terkait pertanyaan pengguna.
Bahkan, mesin mampu memprediksi pertanyaan terkait dan opsi untuk melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Fitur ini akan berguna untuk memberikan deskripsi produk, ulasan terkini, harga, hingga gambar produk.
Meskipun begitu, semua fitur ini masih diuji coba di Search Labs untuk Chrome Desktop dan Google App.
Tampilan 3D Imersif di Rute Google Maps
Tak hanya aplikasi di atas, Google Maps sebagai salah satu layanan navigasi terpopuler di dunia juga akan bertransformasi dengan penggunaan AI.
Dalam beberapa bulan mendatang, tampilan imersif berupa 3D akan hadir sebagai rute di Google Maps. Nantinya, pembaruan ini akan membantu pengguna memvisualisasikan seluruh perjalanan mereka dengan lebih baik.
Dengan rute 3D, pengguna bisa lebih memastikan lalu lintas, jalur sepeda, trotoar, tempat parkir, bahkan pemandangan indah dari lokasi tujuan tersebut.
Ditambah lagi, fitur terbaru ini akan memberikan informasi kepada pengguna seputar indeks kualitas udara dan cuaca secara langsung di aplikasi Google Maps.
Advertisement