Ketika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Menjadi Solusi Perubahan Iklim

Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan paling mendesak, perkembangan terkini ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan harapan bagi masa depan.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 02 Nov 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi perubahan iklim (climate change)
Ilustrasi perubahan iklim (climate change)

Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan paling mendesak yang sedang dihadapi dunia saat ini. 

Dampak perubahan iklim, secara jelas dapat dirasakan oleh orang-orang dari seluruh penjuru dunia. Mulai dari naiknya permukaan air laut hingga cuaca ekstrem yang terjadi setiap tahunnya di berbagai wilayah dunia.

Meski demikian, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita mempunyai alat dan strategi baru untuk menjawab tantangan ini. 

Tekno Liputan6.com, melansir dari Devdiscourse, Kamis (2/11/2023), akan merangkum perkembangan terkini dalam penelitian dan teknologi perubahan iklim. Serta bagaimana perkembangan tersebut membentuk respons kita terhadap isu penting ini.

Beberapa tahun terakhir telah terlihat banyak penemuan ilmiah signifikan terkait perubahan iklim. 

Misalnya, para ilmuwan telah mencapai kemajuan dalam memahami dampak pemanasan global terhadap arus laut dan pengaruhnya terhadap pola cuaca. 

Para peneliti juga telah mengidentifikasi cara-cara baru untuk melacak emisi karbon dan mengukur dampak deforestasi terhadap iklim. 

Dengan adanya penemuan-penemuan ini, kita menjadi terbantu untuk lebih memahami sifat kompleks perubahan iklim. Selain itu, kita juga jadi bisa mengembangkan strategi untuk memitigasi dampak dari perubahan iklim tersebut.

Di samping penemuan ilmiah ini, terdapat perkembangan menarik dalam teknologi yang membantu membentuk respons kita terhadap perubahan iklim.

Salah satu bidang yang paling menjanjikan adalah pengembangan sumber energi terbarukan. Misalnya, seperti tenaga surya dan angin. 

Respons Perubahan Iklim Bergantung Pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilustrasi demo climate change (unsplash)
Ilustrasi demo climate change (unsplash)

Teknologi-teknologi dengan sumber energi terbarukan menjadi semakin efisien dan hemat biaya. Dengan demikian, bisa menjadi alternatif yang layak dibandingkan bahan bakar fosil tradisional.

Bidang inovasi teknologi lainnya adalah penangkapan dan penyimpanan karbon. Hal ini melibatkan penangkapan emisi karbon dioksida dari pembangkit listrik dan sumber lainnya. Yang kemudian di simpan di bawah tanah. 

Meskipun teknologi ini masih dalam tahap awal, teknologi ini berpotensi mengurangi emisi karbon secara signifikan dan membantu kita mencapai tujuan iklim.

Saat kita memasuki tahun 2023 dan seterusnya, jelas bahwa masa depan respons perubahan iklim akan sangat bergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Kita dapat mengharapkan kemajuan berkelanjutan dalam energi terbarukan, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta teknologi lainnya. 

Penelitian ilmiah berkelanjutan juga diperlukan untuk memperdalam pemahaman kita tentang sistem iklim dan mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meskipun tantangan perubahan iklim cukup besar, perkembangan terkini dalam ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan harapan bagi masa depan. 

Dengan terus berinvestasi dalam penelitian dan inovasi, dan bekerja sama dalam skala global, kita dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi diri kita sendiri dan generasi mendatang.

Arab Saudi Makin Giat Atasi Perubahan Iklim dengan Energi Berkelanjutan

Ilustrasi bendera Arab Saudi. (Usnplash)
Ilustrasi bendera Arab Saudi. (Usnplash)

Berkaitan dengan perubahan iklim, Kementerian Energi Arab Saudi telah meningkatkan upayanya dalam memerangi perubahan iklim untuk memenuhi komitmen lingkungan. Demikian menurut seorang pejabat senior pemerintah di acara Middle East and North Africa Climate Week 2023.

Mengutip Arab News, Kamis (12/10/2023), Penasihat Keberlanjutan Kementerian Energi Khalid Abuleif mengatakan bahwa sektor ini menyelaraskan kebijakannya dengan tujuan lingkungan global, khususnya Perjanjian Paris.

"Kementerian ini secara aktif menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi, mempromosikan penggunaan sumber-sumber energi terbarukan dan mengurangi intensitas karbon dari sektor energi," ujar Khalid.

Dia menambahkan upaya-upaya ini konsisten dengan komitmen Arab Saudi untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris dan bebas emisi di Kerajaan Arab pada tahun 2060.

Khalid, yang juga menjabat sebagai kepala negosiator perubahan iklim di kementerian tersebut menambahkan, "Arab Saudi telah menetapkan target yang ambisius untuk mengurangi emisi GRK (gas rumah kaca) dan meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam portofolio energi."

Dia menegaskan Kerajaan Arab Saudi sepenuhnya terlibat dalam mencapai dan mempercepat teknologi bersih untuk mengurangi emisi dari pemanfaatan hidrokarbon melalui pengurangan dan pembuangan.

Abuleif menekankan sektor energi memastikan produksi bahan bakar yang bersih dan efisien serta memprioritaskan investasi dalam solusi iklim yang inovatif.

Ia mengatakan inovasi-inovasi seperti teknologi penangkap karbon bergerak, prototipe sel surya yang saat ini memiliki efisiensi konversi daya bersertifikasi tertinggi di dunia, penguncian karbon di bawah tanah sedang memimpin transisi energi.

Kementerian Energi juga bekerja dengan tekun untuk menciptakan lingkungan peraturan yang mendukung investasi dalam energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon.

Investasi Sumber Energi Terbarukan

Ilustrasi perubahan iklim. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi perubahan iklim. (Dok. Pixabay)

Sebagai tuan rumah Pekan Iklim MENA 2023, Arab Saudi bertujuan untuk memajukan solusi iklim regional melalui pertukaran pengetahuan, kemitraan, dan komitmen aksi lingkungan yang inklusif.

Mengenai kerangka kerja peraturan dan kebijakan, Khalid mencatat bahwa Kerajaan Arab Saudi menerapkan feed-in tariff untuk memberikan insentif bagi pembangkit energi terbarukan.

Target ambisius ini juga ditetapkan untuk mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Ketika dunia mendekati konferensi perubahan iklim PBB di UEA November 2023 mendatang, Kementerian Energi Saudi mengharapkan dunia bergandengan tangan dalam komitmen mereka untuk menyelamatkan planet ini.

"Pesan kami untuk COP28 jelas: Upaya kolektif adalah yang terpenting. Perubahan iklim adalah tantangan global yang melampaui batas-batas negara, dan ini menuntut respons global yang memperhitungkan emisi historis dan keadaan nasional di berbagai negara," kata Khalid.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim
INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya