Liputan6.com, Jakarta - Alibaba, perusahaan e-commerce asal China dilaporkan baru saja meluncurkan versi terbaru dari tool penerjemah berbasis AI besutan mereka. Tool ini diklaim memiliki performa lebih baik dibandingkan Google Translate, DeepL, bahkan ChatGPT.
Mengutip informasi dari CNBC, Rabu (16/10/2024), klaim ini didasarkan pada hasil evaluasi model AI terbaru Alibaba yakni Marco MT. Disebutkan, kunci keunggulan Marco MT ada di penggunaan LLM (large language model).
Advertisement
Baca Juga
Berbeda dari versi sebelumnya, Marco MT sepenuhnya mengandalakan LLM yang memungkinkannya memahami konteks lebih dalam, termasuk nuansa budaya dan istilah spesifik yang ada di industri.
Advertisement
Berbekal kemampuan itu, tool ini disebut memiliki kemampuan penerjemah manusia yang sangat ahli dan memahami berbagai bidang. Peluncuran Marco MT sendiri sejalan dengan ambisi Alibaba memperluas bisnisnya ke pasar global.
Untuk diketahui, versi terdahulu dari alat terjemahan ini telah digunakan lebih dari 500.000 pedagang. Dengan Marco MT, para pedagang dapat membuat deskripsi produk yang lebih menarik dan relevan bagi pelanggan di berbagai negara.
Dijelaskan, salah satu keunggulan utama Marco MT adalah kemampuannya melakukan terjemahan kontekstual. Contohnya , alat ini bisa membantu pengguna menerjemahkan bahasa untuk menghasilkan terjemahan yang lebih alami dan menarik.
Alat penerjemah AI ini disebut mendukung 15 bahasa yakni Arab, Mandarin, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Polandia, Portugal, Rusia, Spanyol, Turki, dan Ukraina.
Berbekal kemampuan yang dimilikinya, Alibaba memprediksi alat terjemahanan ini akan meningkatkan pengalaman selama festival belanja tahunan Double 11.
SeaLLM, Model Bahasa AI dari Alibaba untuk Bahasa Asia Tenggara
Sebelumnya, Damo Academy milik Alibaba, telah meluncurkan model bahasa berbasis AI (kecerdasan buatan) baru yang dirancang khusus untuk wilayah Asia Tenggara.
Mengutip Gizmochina, Jumat (25/12/2023), model bahasa ini disebut SeaLLM, yang dirancang untuk memahami dan berinteraksi dalam bahasa-bahasa seperti Vietnam, Indonesia, Thailand, Melayu, dan beberapa bahasa lain di Asia tenggara.
Hal ini menunjukkan lompatan signifikan dalam menjembatani kesenjangan linguistik dan budaya dalam teknologi AI. Perkembangan SeaLLM ini patut mendapat perhatian khusus mengingat keragaman bahasa di Asia Tenggara.Â
Dengan berfokus pada bahasa-bahasa yang sering kali kurang terwakili dalam kemajuan teknologi global, Alibaba tidak hanya memperluas jangkauan pasarnya, tetapi juga berkontribusi terhadap inklusivitas dan aksesibilitas teknologi AI.
Â
Advertisement
Kemampuan SeaLLM
Selain itu, peningkatan kemampuan SeaLLM dalam menangani skrip non-Latin, serta kinerjanya yang unggul dalam memahami dan menerjemahkan bahasa dengan sumber daya rendah menjadikannya sebuah terobosan baru.Â
Dengan adanya inovasi ini, dunia usaha (khususnya di Asia Tenggara), dapat memanfaatkan AI secara lebih efektif, sehingga mendorong komunikasi dan pemahaman yang lebih baik di berbagai budaya.
Namun, terlepas dari kemajuan ini, industri AI, khususnya di Tiongkok, masih menghadapi tantangan. Misalnya, pembatasan chip di AS dan pencarian aplikasi yang lebih menarik secara universal merupakan rintangan yang perlu diatasi dalam industri ini.Â
Meski demikian, inovasi seperti SeaLLM merupakan sebuah langkah untuk menunjukkan bagaimana AI dapat menjadi lebih inklusif dan bermanfaat bagi komunitas yang lebih luas.Â