Potret Menembus Batas: Orang Rimba Penjaga Belantara Sumatera

Bagi Suku Orang Rimba menjadi bagian utuh hutan adalah hal yang sangat penting.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Nov 2015, 02:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2015, 02:30 WIB
Potret Menembus Batas: Orang Rimba Penjaga Belantara Sumatera
Bagi Suku Orang Rimba menjadi bagian utuh hutan adalah hal yang sangat penting.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah suku yang telah berabad-abad mendiami kawasan hutan hujan tropis di pedalaman Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi, Sumatera. Berbagai aturan untuk hutan ini mereka ciptakan dan ikatkan dalam kehidupan.

Untuk pohon ada aturan penggunaan dan penebangan. Untuk tanah yang mereka pijak. Untuk air yang mereka konsumsi. Apalagi untuk hewan sebagai penyokong nutrisi hewani bagi tubuh, suku ini begitu ketat. Seperti keluarga meratai atau bepak bejoget.

Untuk sebuah makan malam keluarga misalnya, dengan cara yang begitu sederhana, bepak bejoget memasang perangkap untuk kancil dan hanya untuk seekor saja. Ini salah satu cara agar cadangan makanan di hutan tetap terjaga.

Orang luar melekatkan sebutan bagi suku ini, Suku Anak Dalam, Suku Kubu, Orang Rimba, sedang mereka sendiri menyebut dirinya Urang Rimbo.

Bagi suku ini, menjadi bagian utuh hutan adalah hal yang sangat penting. Menggunakan cawat bagi laki adalah cara untuk menyatu dengan hutan.

Bahkan rumah suku ini cenderung tak memerlukan dinding penjaga, karena mereka yakin alam adalah pelindung sejati.

Urang rimbo adalah penganut sistem kekerabatan matrilieneal. Kedudukan perempuan begitu penting sebagai kekuatan pejaga garis keturunan.

Hutan hujan tropis di pedalaman Sumatra ini bagi Urang Rimbo adalah sebuah kemewahan. Seluruh yang hidup di hutan ini saling menopang. Saling mengisi dan saling memberi.

Pagi itu, keluarga bejoget akan membangun tangga pada sebuah pohon yang diduga akan dihinggapi lebah penghasil madu.

Dari ciri-ciri pohon ini, besar dan tinggi menjulang. Jenisnya pohon sialang atau kedondong, kruing, aloy, kawon, yang jelas jelas tidak berbenalu. 7 lembar daun dari pohon itu sendiri melandasi pasak pertama yang akan menjadi anak tangga.

Memasang pasak sambil menebar harapan. Madu bagi Suku Urang Rimbo adalah sumber kalori utama di dalam hutan.

Malam bagi suku ini adalah kesempatan menyampaikan norma-norma yang harus dipatuhi keluarga dan dibawa secara turun temurun bagi anak-anaknya. Karena suku ini penganut budaya tutur, bukan budaya tulis.

Saksikan selengkapnya bagaimana kehidupan Suku Urang Rimbo dalam menjaga alam yang ditayangkan Potret Menembus Batas SCTV, Minggu (22/11/2015), di bawah ini. (Dan/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya