Perusahaan Norwegia Masih Mau Berburu Minyak di Laut Dalam RI

Diperkirakan kebutuhan investasi untuk aktivitas eksplorasi tersebut mencapai US$ 100 juta.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Mar 2014, 14:46 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2014, 14:46 WIB
Lokasi pengolahan minyak mentah di Refinery Unit (RU-5), Balikpapan, Kaltim, Rabu (24/11). Kilang ini mampu menghasilkan BBM berupa dari sumber minyak mentah Kalimantan. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan minyak asal Norwegia, Statoil, mengaku masih berminat melakukan pencarian sumber minyak di laut dalam Indonesia. Untuk mewujudkan investasinya ini, Statoil diperkirakan membutuhkan anggaran hingga US$ 100 juta.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro menegaskan, tak surutnya minat investasi Statoil ini terungkap dalam kunjungannya ke Norwegia. Kala itu, Statoil menegaskan masih berminat berinvestasi pada industri hulu migas.

"Yang jelas kerjasama antara pemerintah Indonesia, dalam hasil kita sudah merealisasikan akhirnya statoil ke Indonesia, mereka tetap komitmen investasi di Indonesia," kata Edy, dalam acara Indocbm, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (24/3/2014).

Sebagai ilustrasi, dana investasi yang perlu dipersiapkan untuk melakukan ekspolorasi minyak di laut diperkirakan mencapai US$ 100 juta. Dengan dana besar tersebut, pemerintah Norwegia berharap Statoil bisa berhasil mendapatkan minyak di Indonesia.

Meski masih menaruh minat, Edy belum bisa memastikan kapan investasi Statoil tersebut dapat terealisasi.

Selain rencana investasi Statoil, Edy mengungkapkan pertemuannya dengan pihak Norwegia juga membahas mengenai peluang investasi lain. Pemerintah Indonesia dan Norwegia juga membicarakan penyelesaian proyek mini dan medium gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG).

"Menyelesaikan mini medium LNG, kita relasiasikan tahun ini, minimum sudah jalan, kemarin saja sampah jadi LNG," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya