RI Berpotensi Jadi Eksportir Otomotif Terkuat Dunia

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meyakini Indonesia mampu menjadi salah satu eksportir otomotif terkuat di dunia.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Mar 2014, 17:09 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2014, 17:09 WIB
pabrik mobil
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Karawang Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meyakini Indonesia mampu menjadi salah satu eksportir otomotif terkuat di dunia.

Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya investor otomotif, terutama asal Jepang‪ yang membangun pabrik dan memproduksi kendaraan roda empat di Indonesia.

"Kelas menengah kita yang maju, ini akan menjadi bukti bahwa Indonesia akan jadi basis industri otomotif regional dan internasional. Jadi, kita ini akan mengekspor otomotif yang terkuat dan terbaik bukan hanya pasar dalam negeri, tapi pasar ASEAN bahkan dunia," ujar dia di Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/3/2014).

Satu contohnya pabrikan otomotif asal Jepang, Toyota yang tengah sedang gencar menambah kapasitas produksinya di Indonesia.

"Seperti hari ini Toyota akan ekspor antara 108 ribu-136 ribu unit dan akan double menjadi 236 ribu unit pada 2016. Angka ekspornya pada 2016 diperkirakan US$ 3,1 miliar. Daihatsu triple dengan hampir 580 ribu unit, Suzuki double, Nissan double. Ini yang akan menjadi basisnya," tutur dia.

Selain itu, penggunaan aluminium ingot, yang merupakan bahan dasar untuk membuat blok mesin kendaraan mulai banyak diserap di dalam negeri. Padahal sebelumnya banyak diekspor ke Jepang.

"Aluminium ingot kita ekspor dari Asahan, tadinya 285 ribu ton ke Jepang, itu sekarang 90% diserap di Indonesia, untuk dibikin engine block. Apalagi nanti yang akan menjadi tren produk itu adalah produk dari nikel, dipake unutk stainless stell. Nanti kita lihat dalam 28-48 bulan ke depan akan ada industri baru di Indonesia," tutur dia.

Lutfi juga mengatakan, dengan semakin banyaknya produk otomotif yang diekspor keluar negeri, diharapkan mampu mengimbangi impor otomotif Indonesia.

"(Untuk Toyota saja) Impor sebesar US$ 2,4 miliar tetapi hampir US$ 700 juta akan surplus, itu hanya dari Toyota, yang angkanya hampir sama dengan Daihatsu. Daihatsu itu sendiri angka production capacity setelah 2016 nanti angkanya lebih besar daripada kapasitas Jepang itu sendiri," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya