Agen Asuransi Jadi Kontribusi Terbesar Pertumbuhan Premi Allianz

Pendapatan premi bruto Allianz Life Syariah tumbuh 9,6% menjadi Rp 623,6 miliar pada 2013 dari periode 2012 Rp 569,2 miliar

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 04 Jun 2014, 13:29 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2014, 13:29 WIB
Allianz Indonesia
(Foto: Allianz)

Liputan6.com, Jakarta - Allianz Life Syariah, unit usaha PT Asuransi Allianz Life Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi bruto sebesar 9,6% menjadi Rp 623,6 miliar pada 2013. Di tahun sebelumnya, pendapatan premi bruto hanya sebesar Rp 569,2 miliar.

Chief Sharia and Corporate Communication Allianz Indonesia, Kiswati Soeryoko mengatakan, pertumbuhan tersebut ditunjang oleh distribusi keagenan sebesar 87% yakni Rp 542 miliar. Sedangkan distribusi bancassurance sebesar 39% dari Rp 47 miliar pada 2012 menjadi Rp 65,2 miliar pada 2013.

"Seluruh kanal distribusi memainkan peranan penting bagi pertumbuhan kinerja, meskipun kita  ketahui pemahaman masyarakat mengenai asuransi syariah masih perlu ditingkatkan," kata dia, Jakarta, Rabu (4/6/2014).

Ia menjelaskan, Allianz Life Syariah  telah  membayarkan klaim kepada nasabah sebesar Rp 54,5 miliar pada 2013.  Untuk meningkatkan kinerja, Allianz berupaya akan meningkatkan sertifikasi agennya. Ia mengatakan, perseroan telah mensertifikasi 6.927 agen pada 2012. Lalu  meningkat 4,78% jadi 7.258 agen pada 2013.  Pihaknya  menargetkan pertumbuhan agen sebanyak 15% pada 2014.

"Kami percaya asuransi jiwa syariah dapat diterima seluruh lapisan golongan masyarakat. Dari sisi kualitas produk dan layanan, asuransi jiwa syariah sama komprehensifnya dengan asuransi jiwa konvensional," tukasnya.

Sebagai informasi pendapatan Allianz sebanyak Rp 260,74 miliar pada 2012, naik menjadi Rp 262,13 miliar pada 2013. Sementara laba bersih dari Rp 4,6 miliar pada 2012 meningkat drastis menjadi Rp 26,3 miliar pada 2013

Sharia Business Manager Allianz, Abdul Chalik mengatakan, kenaikan tersebut ditunjang adanya perubahan struktur keagenan yang menekan pengeluaran perseroan.

"Profit tinggi adalah penyebabnya 30%  perubahan struktur kompensasi keagenan menyebabkan biaya komisi lebih kecil," ujar Abdul. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya