Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Bangun Infrastruktur Gas

Arun Regasification dan Arun Belawan transmission juga akan beroperasi pada kuartal IV tahun 2014.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Jun 2014, 17:54 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2014, 17:54 WIB
Pemerintah Incar Rp 6,2 Triliun dari Kenaikan Harga LNG Tangguh
Pemerintah sudah mengirim tim renegosiasi harga gas tangguh.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan terus mendorong pembangunan infrastruktur gas, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas bumi  Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Edy Hermantoro mengatakan, sebagian besar lapangan minyak dan gas (migas) yang telah berproduksi di Indonesia saat ini berada di daerah terpencil serta minim fasilitas. Hal ini menyebabkan gas bumi sulit dibawa ke daerah atau lokasi yang membutuhkan. Untuk menjembatani hal tersebut, pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur migas di Tanah Air.

“Indonesia membutuhkan banyak infrastruktur, khususnya LNG receiving terminal. Indonesia sebagai negara kepulauan, membutuhkan banyak infrastruktur tersebut untuk mempermudah distribusi gas,” kata Edi, seperti yang dikutip dari situs Ditjen migas, di Jakarta Minggu (23/6/2014).

Edi mengungkapkan, saat ini Indonesia telah memiliki dua terminal gas terapung (floating storage receiving unit/FSRU) yaitu FSRU Jawa Barat yang telah beroperasi sejak 2012 dan FSRU Lampung yang akan beroperasi pada kuartal III tahun ini.   

Selain itu, Arun Regasification dan Arun Belawan transmission juga akan beroperasi pada kuartal IV tahun 2014. Sedangkan FSRU Banten rencananya beroperasi pada kuartal IV tahun 2015 dan FSRU Jawa Tengah yang akan beroperasi kuartal I tahun 2016.

Kepala Sub Direktorat Pengangkutan Hilir Migas Kementerian ESDM, Isnaini menambahkan, sejak 2009 hingga 2013, pemerintah telah membangun jaringan distribusi gas bumi (jargas) untuk rumah tangga sebanyak 72.511 sambungan rumah (SR) dengan alokasi gas 12,2 MMSCFD.

Jargas tersebut dibangun di 9 lokasi utama yaitu:

  1. Sumatera Selatan (3 kota) sebanyak 11.686 SR dengan alokasi gas sebesar 2 MMSCFD.
  2. Jambi (1 kota) sebanyak 4.000 SR dengan alokasi gas sebesar 0,5 MMSCFD.
  3. Jakarta, Bogor, Tangerang sebanyak 5.254 SR dengan alokasi gas sebesar 0,5 MMSCFD.
  4. Jawa Timur (2 kota) sebanyak 11.547 SR dengan alokasi gas 2 MMSCFD.
  5. Jawa Tengah (1 kota) sebanyak 4.000 SR dengan alokasi gas 0,5 MMSCFD.
  6. Jawa Barat (5 kota) sebanyak 20.628 SR dengan alokasi gas sebesar 3 MMSCFD.
  7. Kalimantan Timur (2 kota) sebanyak 7.326 SR dengan alokasi gas sebesar 2,2 MMSCFD.
  8. Sulawesi Selatan (1 kota) sebanyak 4.172 SR dengan alokasI gas 1 MMSCFD.
  9. Papua Barat (1 kota) sebanyak 3.898 SR dengan alokasi gas 0,5 MMSCFD.

Untuk tahun 2014, rencananya jargas untuk rumah tangga akan dibangun di Semarang, Bulungan, Sidoardjo, Kabupaten Bekasi dan Lhokseumawe.

Sementara front end engineering design (FEED) dan detail engineering design for construction (DEDC) tahun ini dilakukan di Bojonegoro, Lhoksukon, Gresik dan Dumai.

Pembangunan jargas untuk rumah tangga bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi dan menekan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Jargas hanya dapat dibangun di daerah-daerah yang memiliki sumber gas atau dekat dengan sumber gas. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya