Penguatan Rupiah Jadi Tanda Kepercayaan Pasar Terhadap Pemilu

Menteri Perindustrian, MS Hidayat menilai, investor juga cenderung menunggu kestabilan politik usai pemilihan Presiden untuk investasi.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Jul 2014, 21:30 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2014, 21:30 WIB
Ilustrasi Pantau Rupiah (2)
Ilustrasi Pantau Rupiah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan, nilai tukar rupiah kembali menguat jelang pemilihan presiden (pilpres) menunjukan bahwa pasar dan investor yakin akan stabilitas keamanan saat pilpres.

"Exchange rate hari ini Rp 11.600 berarti semua orang yakin tidak akan apa-apa, itu menunjukkan ada confidence terhadap stabilitas," ujar Hidayat usai acara buka puasa bersama di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Selatan, Senin (7/7/2014).

Bahkan menurut Hidayat, rupiah akan lebih stabil bila sudah dapat dipastikan presiden baru Indonesia terpilih untuk periode 2014-2019.

"Akan lebih stabill kalau yang menang si A atau si B, menurut saya kalo prosesnya bener ya akan tetep stabil. Karena orang yang takut itu karena stabilitas, itu dijamin oleh TNI, Polri dan negara," jelasnya.

Meski demikian untuk masuknya investasi, Hidayat mengakui  investor masih cenderung menunggu kepastian stabilitas politik usai pilpres pada 9 Juli lusa. "(Investor masih wait and see terhadap investasi?) Ya," tandas dia.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini menguat menjadi Rp 11.787 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dari Jumat pekan lalu di kisaran Rp 11.887 per dolar AS. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya