Menpera Tak Mau Tanah Subur RI Habis Ditanami Rumah

"Sayang sekali, Tuhan sudah memberikan tanah subur seperti di Indonesia, tapi habis ditanami rumah,"

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 16 Agu 2014, 16:12 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2014, 16:12 WIB
Pembangunan Perumahan
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan, pentingnya pengalihan hunian dari rumah tapak ke rumah susun di Tanah Air khususnya di kota-kota besar. Jika tidak begitu, Dzan khawatir, banyak lahan produktif yang tidak dapat lagi berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

"Sayang sekali, Tuhan sudah memberikan tanah subur seperti di Indonesia, tapi habis ditanami rumah," ujar Dzan  dalam acara pembukaan BTN Property Expo 2014 di Jakarta, Sabtu (16/8/2014).

Dia khawatir, ke depan, pembangunan rumah tapak terus menggerus lahan-lahan produktif untuk tanaman pangan. Dia pun meminta pemerintah membiasakan masyarakat di Indonesia tinggal di rumah susun dibandingkan hunian tapak.

"Kalau rakyat Indonesia tidak biasa tinggal di rumah susun,  tanah nanti habis untuk manusia. Sementara tanah untuk kehidupan kita di bidang pangan hilang akhirnya," terang dia.

Dzan menjelaskan, habisnya lahan produktif di Tanah Air dapat berdampak pada peningkatan impor pangan. Hal ini yang sangat disayangkan terjadi di Tanah Air.

"Kalau lahannya habis, kita harus impor beras, kacang ijo kedelai, sayur. Kalau itu semua diimpor dan Indonesia tergantung pada impor, alangkah menyesalnya kita sebagai negara agraris yg tak bisa menghasilkan pangan," sesal dia. (Sis/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya