Liputan6.com, Jakarta - Meski mengalami pertumbuhan yang cukup baik, namun perkembangan industri kreatif tanah air masih belum bisa dipaparkan dengan data valid.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Bayu Krisnamurthi mengatakan, pertumbuhan industri kreatif Indonesia sebenarnya banyak berasal dari sektor jasa termasuk desain seperti animasi yang memiliki nilai tinggi jika dilihat dari sudut pembinaan dan pengembangan. Namun sayangnya segi perdagangan belum bisa terdata dengan baik.
"Kita harus lebih terbuka dan lebih update mengenai data perdagangan jasa, itu salah satu yang mencerminkan salah satu nilai ekonomi kreatif yang sebenarnya, memang jasa masih belum," ujar Bayu di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2014).
Sedangkan untuk sektor barang, industri kreatif yang tumbuh pesat seperti perhiasan, batik, dan tekstil. Namun jika bidang ini sudah dijadikan komoditi dagang, nilai kreativitasnya perlahan mulai hilang.
"Yang lain yang tumbuh pesat adalah makanan, seperti sambel, kerupuk dan makanan kemasan olahan lain. Ini biar pun masih kecil tapi pertumbuhannya sekitar 15 persen-20 persen. Tumbuhnya baik meski masih kecil," lanjutnya.
Bayu menjelaskan, jika melihat dari sisi daya saing, sebenarnya industri kreatif di Indonesia sangat kuat. Meski demikian, untuk industri kreatif sektor makanan dan minuman masih perlu berbenah pada beberapa faktor keamanan pangan dan kemasan.
"Ini untuk membantu agar bisa menembus pasar global," tandas Bayu. (Dny/Ahm)
Â
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Advertisement