Cegah Jakarta Macet Total, Ini yang Harus Dilakukan Pemprov DKI

Dengan jumlah kendaraan di Jakarta dan sekitarnya yang mencapai 38,7 juta unit, ibukota terancam macet total.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Sep 2014, 11:50 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2014, 11:50 WIB
Kemacetan Jakarta
Selain karena jalan yang semakin menyempit. Para pengendara yang berhenti melihat pembongkaran ruko juga menjadi penyebab macetnya jalan di Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Kamis (28/8/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tampaknya harus benar-benar serius untuk menghentikan laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi. Sebab tidak, ibukota terancam mengalami macet total.

Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Syafrudin mengatakan saat ini jumlah kendaraan yang dimiliki oleh warga Jabodetabek mencapai 38,7 juta. Jumlah ini ditaksir terus mengalami pertumbuhan tiap tahunnya.

"Saat ini jumlah kendaraan di Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai 38,7 juta unit. Ini terdiri mobil pribadi, motor, truk, bus, dan lain-lain," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Minggu (14/9/2014).

Menurut Ahmad, dari jumlah tersebut, jika 12,7 persen saja masuk ke Jakarta setiap harinya, maka ibukota akan mengalami macet total. "Kalau 12,7 persen saja, Jakarta sudah macet total. Bagaimana kalau lebih besar lagi," lanjutnya.

Dia menjelaskan, meski saat ini luas jalan di ibukota baru sekitar 40 kilometer (km) persegi atau hanya 6 persen dari luas Jakarta, namun jumlah tersebut dirasa sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan bagi warga ibukota.

"Memang jalannya hanya 40 km persegi, sedangkan luas Jakarta sekitar 660 km persegi. Kelihatannya masih kecil, tapi jumlah tersebut sudah cukup dan tidak perlu ditambah lagi," kata dia.

Ahmda menegaskan, luas jalan bisa saja ditambah jika telah terjadi keseimbangan antara jumlah kendaraan pribadi yang berada di jalanan ibukota dengan jumlah kendaraan umum yang beroperasi.

"Sebab kalau orietasi hanya memperluas jalan seperti membangun jalan tol, maka hanya memicu orang untuk beli mobil. Pemerintah pusat bisa saja bangun jalan lagi di ibukota, tapi kalau sudah ada keseimbangan kendaraan umum dan kendaraan pribadi," tandasnya. (Dny/Ndw)

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya