Usul Menteri Pertanian Agar Harga CPO Tak Anjlok

Menteri Pertanian, Suswono mengimbau industri dalam negeri dapat menyerap produksi minyak kelapa sawit/CPO agar menjaga harga CPO.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Okt 2014, 15:38 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2014, 15:38 WIB
Ilustrasi CPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi CPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian memperkirakan produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia mencapai 40 juta ton pada 2020. Namun jumlah ini harus dapat terserap dengan baik agar harga minyak sawit tidak anjlok.

Menteri Pertanian, Suswono mengatakan saat ini, Indonesia telah mampu memproduksi 27 juta ton, sedangkan konsumsi dalam negeri baru mencapai 10 juta ton. Sedangkan sisanya harus diekspor ke negara lain.

"PR (pekerjaan rumah) kita saat ini bagaimana memanfaatkan 10 juta ton yaitu salah satunya penggantian dari bakar fosil ke nabati ini bisa dipercepat sehingga ada peningkatan konsumsi dalam negeri," ujar Suswono di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Jumat (3/10/2014).

Menurut dia, jika ingin harga CPO  tetap terjaga dan tidak anjlok, maka diperlukan penyerapan dari dalam negeri sehingga tidak banyak CPO yang harus diekspor.

"Kalau ini bisa (menyerap lebih banyak CPO di dalam negeri), kita akan mampu kendalikan harga, berapa yang kita ekspor bisa kita atur. Karena sebetulnya negara-negara di dunia butuh CPO, tapi kita ada daya saing dengan Malaysia," lanjutnya.

Selain itu, Suswono juga menilai kerjasama yang lebik baik dengan Malaysia juga dianggap sebagai penting agar mampu menjaga harga CPO tetap stabil.

"Mestinya Indonesia dan Malaysia sebagai negara produsen terbesar di dunia itu bisa kompak dan bisa menjadi penentu harga. Oleh karena itu kita akan terus membangun kerjasama," tandasnya. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya