Soegeng Sarjadi, Pendiri Bisnis Kodel yang Berjiwa Aktivis

Pengusaha dan mantan politisi, Soegeng Sarjadi, meninggal dunia di RS Perta Medika Sentul, Bogor pada Kamis (30/10/2014) pukul 09.05 WIB.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 30 Okt 2014, 11:11 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2014, 11:11 WIB
soegeng sarjadi
Almarhum bersama Jokowi (foto: Antaranews.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha dan mantan politisi, Soegeng Sarjadi, meninggal dunia di RS Perta Medika Sentul, Bogor pada hari ini, Kamis (30/10/2014) pukul 09.05 WIB.

Kabar duka tersebut berhembus dari salah seorang peneliti di Soegeng Sarjadi Syndicate M FAdjroel Rahman. Hingga berita ini diturunkan, masih belum diketahui apa penyebab kepergian Soegeng menghadap sang pencipta di usia 72 tahun.

Nama pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 5 Juni 1942 ini memang sudah tidak asing lagi di telinga. Dia dikenal sebagai salah satu pemimpin aktivis Angkatan '66 yang juga sukses menjadi pengusaha.

Alumnus Universitas Padjajaran ini merupakan salah satu pendiri Kongsi Delapan (Kodel) bersama Aburizal Bakrie, Fahmi Idris dan Pontjo Sutowo.

Pada era 1980-an, perusahaan tersebut merupakan grup besar yang mengelola usaha agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga hotel. Pada tahun 1988, Kodel membangun Hotel The Regent (kini Four Seasons Jakarta) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Tak hanya itu, suami dari Sri Soesilastoeti ini juga mendirikan beberapa perusahaan diantaranya PT Parama Bina Tani, PT Airess Meda Utama, PT Grahamas Intitirta, PT Airess Sukses Makmur, PT Saga SArana dan PT Lumbung Emas Lestari.

Meski sibuk membangun gurita bisnisnya, minat Soegeng terhadap dunia politik tak luntur. Ia tercatat sebagai anggota DPR RI Fraksi Golkar periode 1967-1968. Menjelang Pemilu 1992, Soegeng 'lompat pagar' bergabung di Partai Demokrasi Indonesia -- cikal bakal PDI Perjuangan.

Sekitar tahun 1997, atau saat berusia 55 tahun, Soegeng melepaskan semua bisnisnya ke anak-anaknya dan kalangan profesional. Dia memilih mendedikasikan dirinya untuk kegiatan nirlaba dengan mendirikan Yayasan Soegeng Sarjadi pada 1997. Yayasan ini fokus pada kajian penelitian serta edukasi kenegaraan dan kewarganegaran.

Tak berpuas diri, Soegeng menggandeng Sukardi Rinakit mendirikan sebuah lembaga riset yang diberi nama Soegeng Sarjadi Syndicate pada 2 Januari 2001. Fokus perhatian utama lembaga yang berada di bawah Yayasan Soegeng Sarjadi adalah memastikan agar proses demokratisasi tersebut berjalan pada rel yang benar.

Aktivitas utama lembaga adalah melakukan analisis terhadap kebijakan-kebijakan publik (politik, ekonomi, sosial) melalui kegiatan riset dan survei untuk disampaikan kepada siapa pun yang membutuhkan. Terakhir, lembaga ini ikut terlibat dalam survei dalam perhelatan pemilihan umum (Pemilu) legislatif dan Presiden 2014.

Selain itu, pria yang dulunya pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandung ini juga membangun Soegeng Sarjadi School of Government, lembaga pelatihan kepemimpinan dan kursus ketatalaksanaan negara (governance) pada Agustus 2009.

Meski telah berpulang, sumbangsih Soegeng kepada negeri ini masih bisa dirasakan dari sejumlah lembaga nirlaba yang telah didirikannya. Selamat Jalan Soegeng Sarjadi! (Ndw/Igw))

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya