Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mulai mengalirkan gas bumi ke sejumlah industri di Lampung pada Januari 2015. Hal tersebut menjadi bukti komitmen PGN untuk terus meningkatkan penggunaan energi non Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup mengatakan, penyaluran gas bumi ini merupakan realisasi dari penandatanganan kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara PGN dengan 14 industri besar di Lampung pada pertengahan 2014.
"Kami berharap penggunaan gas bumi mampu memperkuat daya saing dan efisiensi sektor industri di Lampung, seperti yang telah dibuktikan oleh pelanggan industri PGN lainnya," kata Heri, di Jakarta, Minggu (11/1/2015).
Advertisement
Menurut Heri, pengaliran gas ke sektor industri tersebut sejalan dengan rampungnya pembangunan pipa distribusi PGN dari Labuan Maringgai ke Tanjung Panjang, Lampung sejauh lebih dari 90 km di akhir 2014.
Selain membangun jaringan pipa yang berukuran sangat variatif mulai 4 inchi – 16 inchi, PGN juga membangun 2 stasiun penerima gas (offtake station) yaitu Sutami dan Sekampung Udik, untuk mengatur aliran dan tekanan gas ke pelanggan. Saat ini total gas bumi yang dialirkan ke sektor industri mencapai sekitar 1,01 BBTUD di Lampung.
Ia mengungkapkan, penyaluran gas bumi kepada sektor industri di Lampung merupakan bukti dari komitmen PGN untuk terus meningkatkan penggunaan energi non Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sebagai energi baik yang ramah lingkungan, hemat dan aman, penggunaan gas bumi diharapkan mampu memperkuat daya saing industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Lampung dan sekitarnya.
Sejumlah industri besar yang akan menggunakan gas dari FSRU Lampung adalah PT Coca Cola Amatil Indonesia, PT Garuda Food Putra Prima, PT Nestle Indonesia, Novotel Lampung, PT Bumi Menara Internusa, PT Tunas Baru Lampung, PT Gizi Utama, PT Japfa Comfeed, PT Philips Seafood, Hotel Sahid Bandar Lampung, PT LDC Indonesia, PT Aman Jaya Perdana, Hotel Aston Lampung, dan Golden Dragon.
"Pada Januari ini ada 3 industri yang sudah teraliri yaitu Coca Cola, Nestle dan Philips Seafood. Lainnya akan menyusul segera," kata Heri. (Pew/Ahm)