Industri Kreatif Pedesaan Punya Prospek Menjanjikan

Pemerintah optimistis industri kreatif yang dilakukan perajin desa dapat mendorong ekonomi pedesaan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 08 Feb 2015, 11:30 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2015, 11:30 WIB
Menteri Marwan Jafar
Menteri Marwan Jafar. (Liputan6.com/Taufiqurrahman)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan industri kreatif di tanah air saat ini cukup pesat. Data statistik menunjukkan kontribusi industri kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2013 sebesar 6,9 persen, lalu meningkat menjadi 7,6 persen pada 2014, dan tahun ini diperkirakan 8-9 persen.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar optimistis meningkatnya industri kreatif juga meningkatkan ekonomi perdesaan karena banyak komoditas industri kreatif yang diproduksi oleh industri rumahan di desa-desa.

Produk industri kreatif yang saat ini cukup disukai dan diterima pasar dalam dan luar negeri di antaranya adalah batik, ukir, bordir, perhiasan emas perak, kaligrafi, aksesoris, produk kulit tas sepatu jaket, dan makanan ringan.  Produk-produk tersebut rata-rata dibuat oleh home industry yang ada di desa-desa di berbagai pelosok tanah air.

"Hasil kreativitas perajin desa ternyata makin diterima oleh konsumen domestik dan global, ini adalah potensi besar yang tidak boleh disia-siakan, tentu harus terus kita kembangkan supaya perekonomian desa makin berkembang maju" kata Menteri Marwan, seperti ditulis Minggu (8/2/2015).

Marwan menambahkan, hampir di seluruh daerah terdapat desa-desa yang memiliki kegiatan ekonomi kreatif yang sudah berlangsung turun temurun dan menjadi ciri khas daerah tersebut. Juga menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat desa tersebut.

Seperti desa bordir di Tasikmalaya Jawa Barat, desa kain songket Pandai Sikek di Bukittinggi Sumatera Barat, desa tenun di Wajo Sulawesi Selatan, desa tenun ikat di desa Sade atau desa Sukarare NTB, desa ukiran kayu di Jepara Jawa Tengah, desa tembikar di Kasongan Yogyakarta.

Desa-desa tersebut memiliki potensi ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan menjadi industri kreatif pedesaan yang produktif dan berdaya saing. Syaratnya, mereka didukung dengan permodalan, manajemen usaha yang baik, teknologi dan teknik produksi dan packaging modern, akses pemasaran/promosi produk termasuk e-commerce, pendampingan dan konsultasi usaha, dan dukungan teknis lainnya.

"Dukungan bagi pengembangan industri kreatif perdesaan dapat disinergikan dengan kegiatan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), juga dapat didanai dari dana desa bantuan pusat dan daerah, tentunya setelah melalui kesepakatan bersama yang ditetapkan dalam musyawarah desa" imbuh Menteri Marwan.

Tidak hanya itu Marwan juga akan melakukan sinergi dan kerja sama dengan instansi lainnya yang terkait dengan pengembangan industri kreatif, termasuk juga dengan berbagai kalangan yang fokus dengan upaya peningkatan kesejahteraan desa.

"Kami ingin keanekaragaman budaya yang menjadi keunikan dan ciri khas daerah tetap terjaga lestari, tetapi juga tetap bisa menjadi kegiatan ekonomi yang mampu memberikan penghasilan dan kesejahteraan bagi masyarakat desa" tegas Marwan. (Silvanus A/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya