Tak Sendiri, Rupiah Melemah Bersama Mata Uang Asia Lain

Rupiah terus tertekan hingga akhirnya menembus level 13.000 per dolar AS. Nasib rupiah tersebut serupa dengan mata uang Asia lainnya.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 02 Mar 2015, 14:32 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2015, 14:32 WIB
Ilustrasi Rupiah Turun
Ilustrasi Rupiah Turun (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Singapura - Rupiah terus melemah parah hingga akhirnya menembus level 13.000 per dolar AS. Tak sendirian, sejumlah mata uang Asia juga tercatat melemah pada perdagangan hari ini.

Mengutip laman Reuters, Senin (2/3/2015), mata uang di negara-negara Asia melemah setelah Bank Sentral China memangkas suku bunganya dan membuat yuan melemah cukup signifikan.

Keputusan ini menjadi pertanda bahwa kemungkinan besar sejumlah negara lainnya akan melakukan langkah yang sama guna mengatasi pertumbuhan ekonomi yang lamban dan tekanan deflasi.

People's Bank of China memangkas suku bunga simpanan dan pinjamannya sebesar 25 basis poin pada akhir pekan lalu. Keputusan itu diambil sebelum pertemuan tahunan parlemen guna mendorong pertumbuhan ekonominya.

Sebuah survei resmi yang fokus pada perusahaan-perusahaan besar menunjukkan, sektor manufaktur di China menguat pada Minggu, sehari setelah bank sentral menurunkan suku bunganya. Sementara itu yuan tercatat anjlok ke level terendahnya sejak Oktober 2012.

"Jangan saingi Bank Sentral China. Bergabunglah dengan mereka," ujar Head of Asia Strategy for SEB, Sean Yokota.

Selain yuan, dolar Singapura juga melemah 0,3 persen ke level 1,3657 per dolar AS dan merupakan level terendahnya sejak Agustus 2010. Itu terjadi di tengah ekspektasi pasar akan adanya pelonggaran kebijakan moneter pada April guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, ringgit Malaysia juga melemah setelah harga minyak turun dan dikhawatirkan dapat mengganggu surplus neraca transaksi berjalan dan memperlebar defisit fiskal Malaysia.

Sementara itu rupiah melemah 0,6 persen ke level 12.995 terhadap dolar AS dan merupakan level terendah sejak Agustus 1998.

Terakhir, won Korea juga merosot setelah data output industri Januari menunjukkan kinerja terburuknya dalam enam tahun terakhir. Nilai ekspor juga melemah dalam dua tahun terakhir. (Sis/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya