Bank Sentral China Pertahankan Suku Bunga Pinjaman Jelang Pelantikan Donald Trump

Bank Sentral China atau the People’s Bank of China (PBOC) mempertahankan suku bunga acuan pinjaman bertenor 1 tahun di posisi 3,1 persen dan pinjaman lima tahun di posisi 3,6 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jan 2025, 10:49 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2025, 10:49 WIB
Bank Sentral China Pertahankan Suku Bunga Pinjaman Jelang Pelantikan Donald Trump
China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada Senin, (20/1/2025). Langkah ini seiring China berjuang hadapi pelemahan yuan sambil menanti petunjuk kebijakan dari pemerintahan Donald Trump yang akan datang.(AP Photo/Mark Schiefelbein)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada Senin, (20/1/2025). Langkah ini seiring China berjuang hadapi pelemahan yuan sambil menanti petunjuk kebijakan dari pemerintahan Donald Trump yang akan datang.

Mengutip CNBC, Senin pekan ini, Bank Sentral China atau the People’s Bank of China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman bertenor 1 tahun di posisi 3,1 persen dan pinjaman lima tahun di posisi 3,6 persen, demikian menurut pernyataan PBOC.

Loan prime rate (LPR) atau suku bunga acuan bertenor 1 tahun menentukan suku bunga pinjaman korporasi dan sebagian besar pinjaman rumah tangga. Sedangkan LPR bertenor lima tahun sebagai acuan untuk pinjaman hipotek.

Keputusan itu diambil menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS berikut pada Senin pekan ini.

Offshore yuan China telah merosot lebih dari 3 persen sejak kemenangan pemilihan Presiden Terpilih AS Donald Trump pada awal November. Yuan yang dikontrol ketat juga telah merosot dari level terendah dalam 16 bulan.

Adapun aktivitas ekonomi China meningkat lebih dari yang diharapkan pada kuartal terakhir tahun lalu. Hal ini seiring langkah-langkah stimulus China yang diumumkan sejak September lalu mulai berlaku dan membantu ekonomi memenuhi target pertumbuhan tahunannya.

Angka-angka ekonomi juga optimistis tetapi ekonom memperingatkan beberapa pendorong pertumbuhan yang mendasar mungkin bersifat sementar, di tengah permintaan konsumen yang lemah. Selain itu, ekonomi China juga dibayangi pasar properti yang semakin merosot dan kenaikan tarif dagang yang membayangi dari pemerintahan Donald Trump ke depan.

Gubernur PBOC Pan Gongsheng telah mengisyaratkan pada September kemungkinan pemotongan rasio persyaratan yang akan bebaskan lebih banyak dana bagi bank untuk dipinjamkan pada akhir 2024. Namun, pemotongan itu belum terjadi meski telah beralih ke sikap kebijakan yang lebih longgar.

PBOC telah mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga pinjaman jangka pendek dan jangka panjang pada Juli, diikuti pemangkasan 25 basis poin yang telah lama diantisipasi pada Oktober. Bank sentral telah mempertahankan suku bunga pinjaman pada November dan Desember

Presiden Xi Jinping Pede Ekonomi China Tumbuh 5% pada 2025

Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dan sejumlah pemimpin negara/utusan khusus berpose saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, (24/10/2024).
Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dan sejumlah pemimpin negara/utusan khusus berpose saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, (24/10/2024). (Alexander Nemenov, Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping memastikan bahwa perekonomian negaranya berada dalam jalur untuk tumbuh hingga 5% pada 2025.

Xi Jinping juga membantah kekhawatiran kebijakan ekonomi pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump akan merugikan prospek Beijing pada 2025.

Mengutip The Guardian, Kamis (2/1/2025) Xi Jinping, dalam pidato tahunannya berusaha meredakan kekhawatiran ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan goyah selama 12 bulan ke depan setelah pemerintah berjuang untuk mencegah resesi selama 2024.

Xi Jinping mengatakan ekonomi China "secara keseluruhan stabil dan berkembang".

Dia juga menyebut, risiko di bidang-bidang utama ditangani secara efektif, sementara lapangan kerja dan harga tetap stabil.

Pidato tersebut menyusul pertemuan politbiro partai Komunis Chuna pada Desember 2024, yang secara luas dipandang sebagai sinyal komitmen terkuat terhadap stimulus ekonomi dalam satu dekade, menandai pergeseran ke arah subsidi yang lebih agresif dan pemotongan biaya pinjaman.

"Operasi ekonomi saat ini menghadapi beberapa situasi baru, tantangan dari ketidakpastian lingkungan eksternal dan tekanan transformasi dari pendorong pertumbuhan lama ke yang baru, tetapi ini dapat diatasi melalui kerja keras," jelas Xi Jinping.

Seperti diketahui, Presiden Terpilih AS Donald Trump sedang bersiap untuk mengenakan tarif tinggi pada barang impor dari China dalam menanggapi apa yang dinilainya sebagai subsidi yang tidak adil untuk produk industri China.

China juga diperkirakan akan menanggapi dengan pembatasan pada perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di China, termasuk perusahaan mobil Tesla milik Elon Musk.

 

 

Ekonom Bloomberg Ramal Ekonomi China Tumbuh di Bawah 5%

China Longgarkan Pembatasan Covid-19, Aktivitas Bisnis Kembali Dibuka
Warga yang memakai masker melintasi persimpangan di Beijing, China, Jumat (2/12/2022). Lebih banyak kota melonggarkan pembatasan, memungkinkan pusat perbelanjaan, supermarket, dan bisnis lainnya dibuka kembali menyusul protes akhir pekan lalu di Shanghai dan daerah lain di mana beberapa orang menyerukan Presiden Xi Jinping untuk mengundurkan diri. (AP Photo/Ng Han Guan)... Selengkapnya

Sebelumnya, para pembuat kebijakan ekonomi China belum mengumumkan target pertumbuhan yang tepat untuk tahun 2025, tetapi para pejabat telah mengisyaratkan bahwa 5% akan menjadi hasilnya ketika mereka bertemu akhir Januari mendatang.

Serangkaian langkah stimulus sejak September 2024 kemungkinan telah menjaga pertumbuhan agar tidak turun di bawah 4,8% pada tahun lalu.

Namun, para ekonom di Bloomberg telah memperkirakan tingkat pertumbuhan China hanya mencapai 4,5% untuk tahun 2025.

Angka tersebut jauh di bawah tingkat yang diharapkan sebesar 5% dan jauh lebih rendah dari rata-rata 6% yang dicapai sebelum pandemi.

Tingkat pertumbuhan bahkan bisa lebih rendah dari yang ditunjukkan oleh angka resmi.

 

Bank Dunia Dongkrak Ramalan Ekonomi China pada 2024, Apa Pendorongnya?

FOTO: 23 Tahun Penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China
Anak-anak memegang bendera China saat upacara pengibaran bendera di sebuah taman kanak-kanak di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China, Selasa (30/6/2020). Hong Kong menandai 23 tahun penyerahan dari Inggris ke Cina pada 1 Juli. (STR/AFP)... Selengkapnya

Sebelumnya, Bank Dunia menaikkan proyeksinya pada pertumbuhan ekonomi China untuk 2024 dan 2025, tetapi memperingatkan kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lesu, bersama dengan hambatan di sektor properti, akan terus membebani negara itu tahun depan.

Melansir CNBC International, Jumat (27/12/2024) Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto China akan tumbuh sebesar 4,9% tahun ini, naik dari perkiraannya pada Juni sebesar 4,8%.

Kenaikan itu berkat efek pelonggaran kebijakan dan kekuatan ekspor jangka pendek. Sebagai catatan, China menetapkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini, sebuah tujuan yang menurut dia dapat dicapai.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi China untuk 2025 diperkirakan turun menjadi 4,5%. Namun, angka tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia sebelumnya sebesar 4,1%.

Pertumbuhan pendapatan rumah tangga yang lebih lambat dan efek kekayaan negatif dari harga rumah yang lebih rendah diperkirakan akan membebani konsumsi China hingga tahun 2025, imbuh Bank Dunia.

"Mengatasi tantangan di sektor properti, memperkuat jaring pengaman sosial, dan meningkatkan keuangan pemerintah daerah akan menjadi penting untuk membuka pemulihan yang berkelanjutan," kata Mara Warwick, direktur negara Bank Dunia untuk China.

"Penting untuk menyeimbangkan dukungan jangka pendek terhadap pertumbuhan dengan reformasi struktural jangka panjang," tambahnya.

Seperti diketahui, ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah berjuang tahun ini, terutama karena krisis properti dan permintaan domestik yang lesu. Kenaikan tarif barang impor oleh AS ketika Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari juga dapat memengaruhi pertumbuhan China.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya