Liputan6.com, New York - Keputusan Bank Sentral Korea untuk memangkas suku bunganya sekaligus menambah jumlah bank sentral dunia yang mengambil kebijakan serupa tahun ini. Para analis mengatakan, saat ini sudah ada 24 negara yang memutuskan memangkas suku bunga dan kemungkinan jumlahnya akan bertambah.
Mengutip laman CNBC, Jumat (13/3/2015), keputusan Korea Selatan untuk memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin ke level terendah di angka 1,75 persen menyusul langkah serupa yang diambil Bank Sentral Thailand pada Rabu. Bank-bank sentral di China, India dan Polandia juga telah mengambil langkah serupa sejak awal tahun.
Para ekonom memprediksi, Rusia dan Malayasia merupakan dua di antara negara-negara yang memangkas biaya kreditnya sejak awal tahun. Alasan utama tindakan yang dilakukan beramai-rama ini dilatarbelakangi rendahnya inflasi yang berarti negara perlu segera menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Advertisement
"Cukup menarik saat orang-orang mengatakan, aksi pemangkasan suku bunga ini sebagai kejutana, dan saya dengar itu ketika suku bunga dipangkas di Australia, India, Indonesia dan saat ini Korea," ujar head of Asian Equities at Old Mutual Global Investors Joshua Crabb.
Tapi dia menjelaskan, jika melihat pada inflasi yang jatuh secara dramatis, harga properti tinggi dan perekonomian yang lemah, itu berarti ada banyak alasan yang memicu naiknya suku bunga. Crabb merasa itu akan terus terjadi.
Berkat harga minyak yang jatuh sejak pertengahan tahun lalu, banyak negara yang mengalami penurunan inflasi.
"Secara fundamental, pemangkasan suku bunga di sebagian negara dipicu inflasi yang semakin rendah," ujar ekonom senior di Societe General Anatoli Annenkov.
Annenkov menambahkan, terdapat perdebatan tentang perang mata uang, kebijakan moneter untuk melemahkan mata uang. Tapi secara fundamental, ini lebih kepada pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di satu negara.
Sejumlah analis mengatakan, bank sentral di India, China, Korea Selatan dan Indonesia tampaknya perlu melakukan langkah lanjutan. Swiss dan Swedia juga tampaknya perlu memangkas suku bunganya kembali. (Sis/nrm)