Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan mendapat dukungan dari Komisi VII DPR atas keputusan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar.
Sudirman mengatakan, mayoritas subsidi dinikmati oleh kalangan menengah ke atas. Namun, lanjut dia, melalui kebijakan pencabutan subsidi premium dan subsidi tetap pada solar Rp 1.000 per liter maka subsidi yang biasa dinikmati kalangan mampu kini dinikmati masyarakat umum.
"Subsidi yang digelontorkan banyak dinikmati kelas menengah, tapi sekarang dinikmati masyarakat membutuhkan dalam bentuk sarana prasarana waduk traktor serta perumahan murah. Ini memerlukan waktu secara jangka panjang ada keekonomian lebih untuk masyarakat," kata Sudirman di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Dengan kebijakan tersebut, maka harga BBM akan mengikuti dua acuan pembentukan harga BBM yaitu, kurs dan harga minyak dunia. Sudirman mengakui kenaikan harga BBM memicu kenaikan yang komoditas lain.
"Saya kira logika umum konsumen BBM terbesar kelas menengah atas. Betul kenaikan harga BBM memicu kenaikan harga tapi presentasi kecil," ungkapnya.
Sudirman mengungkapkan, dukungan tersebut didapat saat dirinya menjelaskan latarbelakang dan cara penghitungan kenaikan harga BBM.
"Satu seperti Anda ketahui Komisi VII minta penjelasan latarbelakang cara perhitungan penyesuaian harga, pada umumnya komisi VII mendorong kita tidak boleh mudur menjalankan kebijakan BBM subsidi," pungkasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Komisi VII DPR RI mengaku bakal memanggil Menteri ESDM Sudirman Said untuk membicarakan kenaikan harga BBM. DPR merasa bahwa pemerintah tidak pernah melibatkan mereka dalam setiap keputusan perubahan harga BBM. (Pew/Ndw)
Advertisement