Dituding Tak Efisien, Ini Jawaban Pertamina

VP Corcom PT Pertamina, Wianda Pusponegoro menyatakan, pihaknya sudah berkomitmen melakukan efisiensi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Apr 2015, 20:30 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2015, 20:30 WIB
Ilustrasi Pertamina (3)
Ilustrasi Pertamina

Liputan6.com, Cilamaya - Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi menyatakan ketidakefisienan PT Pertamina (Persero) membuat harga premium di Indonesia masih lebih mahal ketimbang RON 95 yang biasa dikenal dengan Pertamax Plus.

Menanggapai hal itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina sudah berusaha melakukan efisiensi dengan melakukan berbagai hal salah satunya memangkas rantai pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Saya rasa bukan hanya Pertamina yang melakukan upaya efisiensi. Semua perusahaan di dunia wajar melakukan efisiensi. Pertamina juga kerap melakukan pemotongan mata rantai sebagai upaya efisiensi," kata Wianda di Cilamaya, Kamis (2/4/2015).

Wianda menuturkan, pembentukan harga Premium saat ini sudah berdasarkan  acuan. Jika harga Ron 92 Indonesia dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain, masih berada di urutan bawah.

"Ya jadi pada intinya kita mengacu pada indeks pasar. Kalau saya tangkap kenapa Ron 88 dibandingkan dengan Ron 92. Tapi kalaupun kita melakukan penghitungan untuk RON 92 Indonesia juga terendah di negara-negara ASEAN," kata Wianda.

Wianda menambahkan, pembetukan harga Premium tersebut juga atas petunjuk Pemerintah kepada badan usaha yaitu Pertamina.

"Jadi intinya kita melakukan saja apa yang sudah diputuskan pemerintah. Dan bagaimana kita melakukan pengamanan stok sampai di lapangan," pungkas Wianda.

Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri pernah mengatakan, pembentukan harga BBM masih terpaku pada rumus lama dengan menyertai komponen RON 88.

"Persoalannya kita masih terpaku pada rumus lama karena kehadiran ron 88 masih ada, kehadiran 88 yang ditargetkan 2 tahun akan menimbulkan komplikasi," kata Faisal.

Formula harga BBM yang digunakan pemerintah terus berubah dari waktu ke waktu. Saat ini pemerintah masih mencari rumus yang cocok.

"Masih dalam proses konsolidasi mencari keseimbangan baru rumus yang lebih mantap, setiap penetapan harga baru alfanya berubah-berubah. Jadi misalnya alfa untuk sebelum Januari 2015 itu 728 per liter, 3,32 persen MOPS ditamban 424 + gamma kalau dijumlah 728. Mulai 1 Januari berubah  premium jadi 3,39 persen X HIP nilainya 891 per liter, kemudian 19 Januari berubah 3,92 hipX1022 sehingga 1195 per liter," papar Faisal. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya