Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero)Â menegaskan bahwa harga jual gas ke luar negeri lebih mahal jika dibandingkan dengan harga jual gas di dalam negeri. Namun memang ada beberapa gas produksi Pertamina yang tidak bisa dijual di dalam negeri.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menjelaskan, beredar kabar di lapangan yang berasal dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menyebutkan bahwa gas yang dijual oleh Pertamina ke industri di dalam negeri lebih mahal jika dibanding dengan harga yang dijual ke luar negeri.
Menurut Dwi, data yang dimiliki oleh oleh LSM tersebut sebenarnya tidak sinkron. Ia pun kemudian menjelaskan, LSM tersebut menyebutkan bahwa harga jual gas di dalam negeri sebesar US$ 11 per Million Metric Britrikish Thermal Unit (MMbtu) sedangkan harga jual gas di luar negeri hanya sebesar US$ 7 per MMbtu.
"Jadi ada kerancuan. Gas US$ 11 per MMbtu itu Desember tahun lalu. Harga gas sekarang di kisaran US$ 5 MMbtu hingga US$ 7 MMbtu, jadi sudah turun. Karena itu jangan sampai dibandingkan harga hari ini di Indonesia dengan tiga bulan lalu," kata Dwi, di Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amin Sunaryadi membenarkan hal tersebut. Saat ini, harga jual gas untuk industri di dalam negeri berada di kisaran US$ 7 per MMbtu. Sebagian besar gas tersebut digunakan untuk pembangkit listik dan industri pupuk.
"Catatan SKK Migas, gas untuk domestik untuk listrik lebih murah dibanding untuk ekspor," ungkapnya.
Amin menambahkan, untuk saat ini memang ada beberapa produksi gas yang belum terserap di pasar nasional. Namun, pasokan gas tersebut tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri.
Pasalnya, belum ada infrastruktur pipa yang bisa menyalurkan kelebihan pasokan gas tersebut ke industri. "Catatan kami terdapat uncommitted gas. Sayangnya tidak untuk di dalam negeri karena infrastruktur tak tersedia," pungkasnya.
Pew/Gdn)
Pertamina Bantah Harga Jual Gas Nasional Lebih Mahal
Untuk saat ini memang ada beberapa produksi gas yang belum terserap di pasar nasional.
diperbarui 09 Apr 2015, 12:16 WIBDiterbitkan 09 Apr 2015, 12:16 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Emilia Contessa Meninggal Dunia di Banyuwangi Jatim Hari Ini Jam 6 Sore, Denada Mohon Doa
Fakta Menarik Film 'Sukma', Jadi Debut Film Horor Fedi Nuril
Sentimen Domestik Ini Bayangi Pasar Saham Indonesia pada 2025
Meningkatkan Kesehatan Mental dengan Sayur Selada? Ini Manfaatnya
Medali Emas Olimpiade Langka dari Tahun 1904 Terjual Rp8,8 Miliar, Ini Keistimewaannya
27 Januari 1915: Lahirnya Sang Maestro Lukis Basoeki Abdullah
Apakah THR Kena Pajak? Ketahui Aturan Berlakunya
Survei: 91 Persen Masyarakat Tahu Program MBG, Tapi Hanya 64 Persen yang Puas
Kabar Duka, Emilia Contessa Meninggal Dunia
Resep Babi Kecap Cina: Hidangan Lezat dengan Cita Rasa Oriental
Cetak Generasi Emas, PAN Gelar Pelatihan PANdawa untuk 500 Pemimpin Muda
Hakikat Nikmat dan Kebutuhan, Wajib Tahu Penjelasan Gus Baha Ini