Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro membenarkan bahwa pemerintah akan mempercepat penarikan utang luar negeri. Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi dari pemerintah.
"Emang front laoding kami lakukan strategi itu," ujarnya di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (21/4/2015). Bambang menjelaskan, hal ini dilakukan untuk mencegah Indonesia berhadapan dengan kemungkinan naiknya suku bunga Amerika Serikat (AS) oleh The Fed.
"Front loading ini untuk mencegah kemungkinaan peningkatan suku bunga di AS pada semester dua," lanjutnya.
Bambang juga memastikan bahwa strategi ini tidak akan menyalahi aturan yang ada dan tidak berpotensi memperlebar defisit anggaran negara. Selain itu, percepatan ini dilakukan agar bisa secepatnya membiayai proyek-proyek penting pemerintah seperti dalam sektor infrastruktur.
"Jadi kalau kita mencari utang dari market itu sebaiknya dilakukan sebelum kejadian itu. Itu udah sesuai dengan strategi kita. (Pelebaran defisit) tidak ada, pokoknya kami tetep sesuai APBN-P," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan bahwa pemerintah akan mempercepat realisasi penarikan utang luar negeri. Hal ini dilakukan untuk membiayai proyek prioritas terutama di sektor infrastruktur. “Realisasi pinjaman luar negeri dipercepat supaya proyek-proyek segera bergerak,” kata Sofyan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) Basuki Hadimoeljono menambahkan, bahwa semua pengadaan untuk program strategis Kemenpupera pada tahun 2015 ini sudah dilakukan melalui mekanisme lelang elektronik (e-procurement).
Lelang tersebut telah mencapai 9.850 paket atau mencapai 71,69 persen dari total 13.739 paket atau bernilai sekitar Rp 59,9 triliun atau 77,38 persen dari total Rp 77,4 triliun pagu.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyatakan daftar rencana pinjaman luar negeri pemerintahan Jokowi sepanjang 2015 hingga 2019 mencapai US$ 34 miliar yang mayoritas akan dialokasikan untuk proyek infrastruktur. (Dny/Gdn)
Ini Alasan Menkeu Percepat Penarikan Utang Luar Negeri
Bappenas menyatakan daftar rencana pinjaman luar negeri pemerintahan Jokowi sepanjang 2015 hingga 2019 mencapai US$ 34 miliar.
diperbarui 21 Apr 2015, 19:50 WIBDiterbitkan 21 Apr 2015, 19:50 WIB
Pekerja sedang menyelesaikan proyek jalan tol Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (25/3/2015). Pemerintah DKI Jakarta mendorong konsorsium Tol Akses Tanjung Priok (ATP) agar mempercepat pembangunannya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengungkap Sejarah Perayaan Tahun Baru di Dunia, Tradisi Unik Sejak Zaman Kuno
Kaleidoskop 2024: PDNS 2 Kena Serang Ransomware, Layanan Publik Sempat Lumpuh
Nataru, Pertamina Jamin Ketersediaan BBM dan Gas LPG di Banyuwangi
20 Tahun Tsunami Aceh, Curhat Pilu Ibu Kehilangan 2 Anak dan Suami: Tidak Tahu di Mana Makam Mereka
LRT Jabodebek Beroperasi hingga Dini Hari Saat Malam Tahun Baru 2025
VIDEO: Detik-Detik Penumpang Azerbaijan Airlines Rekam Ketegangan Sebelum Pesawat Jatuh, Berakhir Selamat
Pengalaman Lucu Eks Personel Alv Band Diajak Nugie Main Serial TV, Adegan Dialog Dihapus Gara-Gara Aktingnya Dinilai Berantakan
Tidak Masuk Rencana Ruben Amorim, Manchester United Bakal Lepas Duo Skandinavia
Awas, Ini Dampaknya Jika Tarif Cukai Rokok Naik
Hasto Kristiyanto: Jangan Pernah Takut Menyuarakan Kebenaran
Viral di Medsos, Buaya Raksasa Mati Ditabrak Mobil saat Melintasi Jalan Tol
Serangan Udara Pakistan di Perbatasan Afghanistan Tewaskan 46 Orang, Mayoritas Anak dan Wanita