BRI Patok Suku Bunga Kredit ke Nelayan 13%

BRI menawarkan berbagai skim pinjaman dengan ragam nilai kredit dan bunga yang berbeda kepada nelayan serta pelaku usaha.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 07 Mei 2015, 17:15 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2015, 17:15 WIB
BRI
BRI (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka meningkatkan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menawarkan berbagai skim pinjaman dengan ragam nilai kredit dan bunga yang berbeda kepada nelayan serta pelaku usaha.

Direktur Utama BRI, Asmawi Syam mengungkapkan, skim pembiayaan yang ada di perseroan mencakup Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), skim pinjaman kemitraan, Kupedes dan Kredit Pangan serta Kredit Komersial.

"Bunganya tergantung skim. Kalau dia mau perorangan, berarti masuk kredit komersial dengan bunga normal 12 persen sampai 13 persen. Jika KKPE berlaku bunga subsidi (5 persen), tapi syaratnya punya kelompok dan rencana kerja dari dinas terdaftar," terang dia di Gedung OJK, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Lebih jauh Asmawi menggelontorkan kredit paling banyak dengan tambahan Rp 2,5 triliun ke sektor tersebut pada tahun ini diantara tujuh bank lainnya. Sebelum ada program JARING, BRI telah menyalurkan kredit pembiayaan di sektor ini Rp 4,8 triliun.

"Target kami membidik 10 ribu debitur baru dari program ini karena sudah punya infrastruktur di daerah, mulai dari pesisir Pantai Utara Jawa, Indonesia Bagian Timur seperti Sulawesi, Papua," ujarnya.

Kredit tersebut untuk membiayai bisnis pelaku usaha mikro dan kecil, seperti budidaya perikanan, perdagangan hasil laut, hasil tangkap dan lainnya. ‎Kata Asmawi, penyaluran kredit fokus pada industri pembuatan kapal, pembelian mesin pendingin cold storage, industri pengolahan ikan, pelayanan bongkar muat, jasa pergudangan dan sebagainya.

"Kalau diitung, Rp 2,5 triliun untuk 10 ribu debitur berarti Rp 250 juta per debitur. Tapi itu enggak rata, karena sesuai skim pembiayaan. Misalnya skim pinjaman kemitraan paling rendah, Kupedes kredit Rp 200 juta, kredit pangan Rp 500 juta dan kredit komersial pembuatan kapal bisa lebih dari itu," jelas dia.(Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya