Harga Emas Naik Gara-gara Dolar AS Loyo

Namun, emas tetap berada di bawah tekanan di tengah ekspektasi suku bunga acuan AS akan segera naik.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 30 Mei 2015, 09:19 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2015, 09:19 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas naik tipis pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) ditopang pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) serta ketidakpastian kesepakatan utang Yunani. Namun, emas tetap berada di bawah tekanan di tengah ekspektasi suku bunga acuan AS akan segera naik.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (30/5/2015), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi US$ 1.190,7 per ounce, menutup Mei naik 0,6 persen dan merupakan kenaikan dua bulan berturut-turut.

Sementara harga emas berjangka untuk pengiriman Juni ditutup naik US$ 1,3 per ounce menjadi US$ 1.189,4 per ounce.

Dolar  AS melemah pada hari Jumat setelah data menunjukkan ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal I 2015. Pelemahan dolar AS terjadi setelah menguat hampir 3 persen usai Gubernur Bank Sentral AS atau The Fed Janet Yellen memastikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada akhir tahun ini.

"Lonjakan baru-baru ini dalam dolar AS yang mendorong harga minyak mentah lebih rendah, telah memberikan tekanan terhadap emas," kata analis komoditas ING Hamza Khan.

Selain itu, ada pesan yang sulit ditangkap oleh para pelaku pasar atas penyelesaian utang Yunani.  Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble dan Direktur IMF, Christine Lagarde menyatakan bahwa harus ada usaha yang lebih keras dari pemerintah Yunani untuk bisa menyelesaikan masalah utangnya.

Namun Perdana Menteri Yunani  Alexis Tsipras menyatakan bahwa Yunani telah mengalami kemajuan yang cukup besar untuk menyelesaikan masalah utang tersebut.

Para pejabat Yunani percaya dengan pembenahan yang telah mereka lakukan dalam beberapa waktu terakhir bisa membuat negara tersebut terlepas dari resesi dan bisa mengembalikan utang yang telah diberikan oleh beberapa lembaga dan negara lain. (Ndw/Igw)

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya