Liputan6.com, Jakarta - Industri waralaba (franchise) semakin menjamur di Indonesia. Berbagai merek lokal maupun dari luar negeri terus bertumbuhan.
Namun sayangnya, meskipun pertumbuhannya cukup tinggi tetapi para pengusaha waralaba tersebut merasa belum mendapat dukungan dari pemerintah daerah (pemda).
"Sangat disayangkan pemda tidak pernah ikut-ikutan. Mestinya mereka harus berperan, karena itu kepentingan daerah," kata Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (5/6/2015).
Menurut Anang, industri waralaba ini menjadi hal yang sangat penting bagi setiap daerah dikarenakan akan membantu mengentaskan kemiskinan dan pengangguran daerah yang bersangkutan. Karena memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi daerah, sudah seharusnya industri waralaba mendapat perhatian dari pemda.
Masih belum ada dukungan dari pemda tersebut dibuktikan Anang dengan masih dipersulitnya para pengusaha dalam mengajukan izin usaha. Selain itu, pengusaha waralaba juga sulit untuk mendapatkan dukungan permodalan.
Tak hanya itu, dalam setiap acara expo atau pameran mengenai usaha waralaba di beberapa kota-kota besar, Anang selalu mengundang para pemimpin daerah untuk meninjau expo tersebut, namun dalam kenyataannya mayoritas tidak menghadirinya.
"Menurut saya mereka (Pemerintah daerah) masih belum mengerti mengenai peran dan kontribusi franchise ini," kata dia.
Untuk itu, Anang mengaku akan terus melakukan sosialisasi mengenai perkembangan industri waralaba di Indonesia dan arti penting industri tersebut dalam mempercepat pembangunan ekonomi daerah.
Kementerian Perdagangan mencatat pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia dalam enam tahun terakhir mencapai 35 persen. Diperkirakan, untuk 2015 ini pertumbuhan bisnis waralaba akan lebih besar lagi yaitu mencapai 50 persen hingga 65 persen.
Untuk 2014 kemarin, Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) mencatat bahwa omset waralaba di Indonesia mencapai Rp 172 triliun. (Yas/Gdn)