Populasi Orang Miskin Bikin Miliarder Ini Paranoid

Johann Rupert merupakan salah satu miliarder terkaya dunia dengan total kekayaan mencapai US$ 7,5 miliar.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 10 Jun 2015, 22:30 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2015, 22:30 WIB
Populasi Orang Miskin Bikin Miliarder Ini Paranoid
Johann Rupert merupakan salah satu miliarder terkaya dunia dengan total kekayaan mencapai US$ 7,5 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap miliarder di dunia memiliki keunikan yang kadang terbilang ganjil bagi masyarakat umum. Seperti Johann Rupert, miliarder yang ternyata memiliki ketakutan hingga membuat dirinya paranoid. Ketakutan terbesar miliarder ini ternyata berkaitan dengan populasi orang miskin di dunia.

Melansir laman Daily Mail, Rabu (10/6/2015), Rupert mengatakan, pikiran jumlah orang miskin bertambah dan dapat menurunkan populasi orang kaya dunia, bisa membangunkan dirinya yang tengah terlelap tidur di tengah malam. Bagi dia, itu merupakan mimpi buruk yang menghantui dan mengganggu mimpi indahnya.

"Saya takut orang miskin bertambah karena khawatir tak ada lagi yang mau membeli barang mewah di masa depan," kata pemilik perusahaan perhiasan mewah Cartier ini.

Baru-baru ini dia juga cemas setelah membaca perubahan di pasar tenaga kerja. Apalagi saat dia mengetahui, kekayaan satu persen orang terkaya dunia setara 99 persen kekayaan orang biasa.

"Bagaimana masyarakat menghadapi tingkat pengangguran yang meningkat, rasa iri dan benci pada kekayaan sosial," kata Rupert.

Dia mengaku, orang-orang kaya seperti dirinya telah menghancurkan masyarakat kelas menengah. Dan kondisi itu dapat berbalik menyerang bisnisnya. "Ini tak adil. Itu yang membangunkan saya saat tengah tidur di malam hari," ujarnya.

Dia juga khawatir dengan para robot yang mulai menggeser fungsi manusia sebagai tenaga kerja dan dapat meningkatkan jumlah pengangguran di dunia.

Rupert merupakan salah satu miliarder terkaya dunia dengan total kekayaan mencapai US$ 7,5 miliar dari merek-merek  Cartier, Chloe dan Vacheron Constantin.

Rupert yang tak menyandang gelar sarjana ini sebelumnya juga melayangkan beberapa kritik sosial. Pada 2008, dia mengatakan kerusakan kolateral dari kriris finansial masih akan terasa hingga waktu lama. (Sis/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya