Sofyan Djalil Yakin Bunga KUR Turun Positif Bagi Ekonomi

Penurunan bunga ini diharapkan mampu menstimulus pertumbuhan sektor UMKM.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Jun 2015, 15:16 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2015, 15:16 WIB
Sofyan Djalil
Sofyan Djalil (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana menurunkan tingkat bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang diperuntukan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari sebelumnya 22 persen menjadi 12 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, dengan penurunan bunga ini diharapkan mampu menstimulus pertumbuhan sektor UMKM sehingga berdampak positif bagi perekonomian. "Dampak ke perekonomian tentu bagus," ujarnya di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Jumat (26/6/2015).

Dia menjelaskan, alasan pemerintah menurunkan tingkat bunga tersebut lantaran selama ini banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan akses kredit akibat tingginya bunga yang dipatok oleh perbankan penyalur KUR.

"Kita mau menurunkan suku bunga KUR ini, karena pemerintah melihat, pertama adalah sektor UKM itu makin besar dan akses kredit selama ini tidak terlalu besar, selain bunganya juga terlalu tinggi. Sedangkan koorporasi atau sektor besar, itu terlalu besar kreditnya," lanjut dia.

Selain itu, kesulitan akses kredit ini juga karena sektor UMKM tidak memiliki jaminan. Sehingga pemerintah berusaha untuk memecahkan kendala-kendala ini dengan menurunkan tingkat bunga kredit.

"Salah satu hambatan adalah UKM kita tidak ada jaminan. Makanya kita jaminkan. Salah satu misalkan karena bunga terlalu mahal, walaupun mereka bisa bayar, tetapi sebenarnya kalau mendapatkan bunga yang lebih rendah, mereka biasa mendapatkan saving atau usaha yang lebih berkembang," kata dia.

Meski demikian, Sofyan menyatakan target penyaluran kredit bagi UMKM sebesar Rp 30 triliun pada tahun ini dirasa masih belum cukup besar mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, kedepannya penyaluran kredit ini diharapkan bisa lebih tinggi lagi.

"Pertumbuhan ekonomi tentu kalau Rp 30 triliun ya tidak terlalu signifikan, tapi untuk sektor kecil itu Rp 30 triliun itu cukup besar," ungkapnya.

Untuk meningkatkan akses kredit bagi UMKM ini, kata Sofyan, pemerintah juga akan mendorong perbankan agar lebih banyak lagi mengalokasikan dananya untuk sektor tersebut.

"Sekitar Rp 30 triliun, itu tidak ada apa-apanya. Tapi mulai tahun ini, saya juga menetapkan kewajiban UKM, ya 5 persen, 10 persen, semua bank wajib mengalokasikan dananya untuk UKM," tandas dia.(Dny/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya