Pembangunan Kilang Bontang Dijanjikan yang Tercepat di RI

Kilang minyak Bontang rencananya berkapasitas 300 ribu barel per hari.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Jul 2015, 19:55 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2015, 19:55 WIB
Kilang Pertamina
Kilang Pertamina (Foto: Arthur Gideon/Liputan6.com)

Liputan6.com, Balikpapan - PT Pertamina (Persero) bergerak cepat membangun kilang pengolahan minyak mentah baru di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) mulai 2017. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjanjikan penyelesaian kilang tersebut hanya dalam waktu 2,5 tahun atau tercepat di Indonesia.

Direktur Pengolahan PT Pertamina, Rachmad Hardadi mengungkapkan, kilang minyak Bontang rencananya berkapasitas 300 ribu barel per hari dan menghasilkan produk bahan bakar minyak (BBM), elpiji dan petrochemical.

"Kilang minyak ini didesain dengan Nelson Complexity Index 9-10 yang artinya seluruh produk yang dihasilkan dari kilang itu mempunyai nilai ekonomi tinggi," ujar dia saat berbincang dengan wartawan di Lokasi Kilang Minyak Balikpapan, Kaltim, Kamis (2/7/2015).

Kilang minyak Bontang, nantinya akan memasok atau menjadi hub suplai produk BBM dan elpiji ke kawasan Timur Indonesia, selain kilang minyak Balikpapan atau RU V.   

Kilang minyak Bontang akan dibangun di atas lahan seluas 400 hektare (ha) sampai 450 ha. Kebutuhan lahan dipenuhi dari tanah negara yang sudah disiapkan seluas 600-650 ha.

"Tapi enggak semua daratan matang, artinya masih ada rawa dan lainnya. Lahan ini awalnya untuk membangun train I dan train J Bontang tapi karena krisis moneter, enggak jadi," tutur dia.

Dia mengaku, perseroan akan mempercepat persiapan lahan dari yang biasanya 2 tahun menjadi 1 tahun. Site preparation ini baru bisa terlaksana pada awal Januari 2016. Dengan demikian, diharapkan pembangunan kilang minyak baru Bontang bisa dimulai pada pertengahan Juni 2017.

"Jadi kita punya waktu 2,5 tahun untuk merampungkan pembangunan kilang. Ini belum pernah terjadi lho, sehingga kilang minyak Bontang bisa beroperasi 2019," papar Rachmad.

Namun syarat pembangunan kilat ini dapat terealisasi apabila ada dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, berupa tahapan teknis administratif dan sebagainya.

"Kalau memberi dukungan penuh, misalnya dalam pola seleksi dan tender (penjaringan mitra), dilibatkan unsur Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian. Jangan sampai keseleo lah, sehingga bisa cepat dan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagus," terang dia.

Rachmad menyebut, nilai investasi pembangunan kilang minyak baru Bontang ditaksir mencapai US$ 8 miliar sampai US$ 10 miliar. Jumlah ini, katanya, lebih rendah dibanding investasi kilang baru pada umumnya yang menyedot US$ 12 miliar.

"Bisa lebih murah, karena di Bontang enggak perlu lagi bangun infrastruktur seperti dermaga, bandara, fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah dan lainnya. Tapi tergantung juga oleh konfigurasi yang kita pilih," pungkas dia.(Fik/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya