Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparringa menyatakan bahwa dari pengawasan yang dilakukan pihaknya terhadap takjil pada Ramadan tahun ini, sebanyak 9,8 persen yang mengandung bahan berbahaya.
"Makanan takjil dibandingkan tahun lalu yang 12 persen (temuan), tetapi saat ini sekitar 9,8 persen. Tapi ini masih berjalan," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Roy menjelaskan, sejak awal Ramadan hingga saat ini temuan takjil yang tidak layak konsumsi dan mengandung bahan berbahaya terus cenderung mengalami penurunan. Hal ini karena adanya sosialisasi dan pemberitaan yang dilakukan melalui media massa.
"Hari-hari pertama itu tinggi terus menurun. Ini karena ada tekanan-tekanan dari media. Bahkan di beberapa daerah bebas dari temuan. Bebas temuan itu di kota-kota kecil, sedangan di kota besar marak," lanjutnya.
Menurutnya, pada umumnya temuan takjil didominasi karena mengandung zat pewarna tekstil, formalin, dan boraks. Untuk itu, Roy menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengawasan sehingga peredaran takjil yang tak layak konsumsi ini bisa ditekan semaksimal mungkin.
"Simpulnya di Jakarta. Karena jakarta banyak sekali konsumen dan dari Jakarta tersebar ke mana-mana," tandas dia. (Dny/Ndw)
BPOM Temukan Takjil Mengandung Bahan Berbahaya
Sejak awal Ramadan hingga saat ini temuan takjil yang tidak layak konsumsi dan mengandung bahan berbahaya terus menurun.
diperbarui 07 Jul 2015, 18:01 WIBDiterbitkan 07 Jul 2015, 18:01 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Top 3 Islami: Amalan Datangkan Rezeki Tak Disangka Abah Guru Sekumpul, Kisah Kiai Bangun Rumah Modal Segenggam Pasir dari Gus Dur
Cuaca Hari Ini Sabtu 5 Oktober 2024: Jabodetabek Bakal Cerah Berawan di Siang Nanti
Canggih, Lembaga Riset Alibaba Kembangkan Alat Skirining Kanker dengan Teknologi AI
Ban Jadi Komponen Penting di Mobil, Begini Cara Merawatnya
3 Resep Gulai Tempe yang Lezat untuk Masak Satset di Akhir Pekan
Studi: Hampir Setengah Pemilih di AS Ingin Punya Presiden Pro-Kripto
5 Oktober 1991: Pesawat Hercules TNI Jatuh di Condet Tewaskan 135 Orang, Hanya 1 Penumpang Selamat
Rekomendasi Destinasi Wisata dengan Pesona Alam Menawan di Ciamis
Cara Mudah Dapat Passive Income Lewat Bisnis Online
Manchester United Harus Terima Konsekuensi Pahit Jika Gagal Rebut Tiket Liga Champions
Chandra Asri Terus Ekspansi ke ASEAN, Terbaru Akuisisi Shell Energy Singapura
Orang Jarang Ibadah tapi Dapat Rezeki Berlimpah, Simak Kata UAS