Bangun Shinkansen, China Lobi Kepala Bappenas

Pemerintah China ingin belajar dari pengalaman pemerintah Indonesia dalam menyusun RPJMN.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 11 Agu 2015, 15:21 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2015, 15:21 WIB
Menteri Pembangunan Nasional dan Reformasi Republik Rakyat China Xu Shaoshi menemui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Adrinof Chaniago.
Menteri Pembangunan Nasional dan Reformasi Republik Rakyat China Xu Shaoshi menemui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Adrinof Chaniago. (Foto: Ilyas istianur/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pembangunan Nasional dan Reformasi Republik Rakyat China Xu Shaoshi menemui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Adrinof Chaniago untuk membahas sejumlah proyek infrastruktur, termasuk kereta api super cepat alias Shinkansen pada Selasa (11/8/2015) ini.

Dalam pertemuan singkat yang berlangsung hampir satu jam tersebut, kedua menteri mendiskusikan proyek-proyek strategis pemerintah Indonesia, mulai dari KA Shinkansen Jakarta-Bandung dan komitmen merealisasikan investasi di sektor hilirisasi dan industrialisasi.

Shaoshi yang didampingi 10 pejabat lainnya mengaku, pemerintah China ingin membantu pembangunan Indonesia yang sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode lima tahun.

"Melakukan kerja sama implementasi pembangunan KA cepat Jakarta-Bandung. Kami sampaikan sarana yang diperlukan dalam segi teknis dan lainnya. Jadi kami minta dukungan Kepala Bappenas," terang dia saat ditemui di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (11/8/2015).

Pemerintah, kata Shaoshi juga ingin belajar dari pengalaman pemerintah Indonesia dalam menyusun RPJMN mengingat Negeri Tirai Bambu ini pun akan mendesain dan menyusun rencana pembangunan yang sama pada tahun depan.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof menambahkan, pertemuan ini bukan semata-mata hanya soal pembangunan KA Shinkasen, tapi proyek lainnya pula.

"Khusus kereta api cepat, sesuai instruksi Presiden, kami akan me-review studi kelayakan (FS) yang sudah diserahkan Shaosi kepada Presiden. Kami akan mengkajinya dalam beberapa hari," tutur dia.

Proyek tersebut, katanya, harus memperhatikan terkait perumahan rakyat, alih fungsi lahan pertanian sehingga semua konsep terencana, terintegrasi dan komprehensif.

"Investor China juga ingin membangun pembangkit listrik hydro di Kalimantan Utara dan pabrik baja di Kalimantan. Mereka sudah menyiapkan investasi US$ 20 miliar untuk bangun pabrik baja yang memanfaatkan batubara di Kalimantan," jelas Andrinof.

Rencana kegiatan penanaman modal dari investor China, dinilai Andrinof sesuai dengan program pemerintah membangun industrialisasi demi masa depan Indonesia. (Fik/Gdn)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya